berbagi pengetahuan tentang Islam diakhir zaman.بِـسْـمِ اللهِ

Premium Blogger Themes - Starting From $10
#Post Title #Post Title #Post Title

Penghati-Hati Dari Kesesatan Firqah Jamiyyah dan Madkhaliyyah




Bahaya Para Pengklaim Salafiy Yang Loyalitas Kepada
Para Thaghut




Penghati-Hatian Manusia
Dari Kesesatan
Firqah Jamiyyah dan Madkhaliyyah



Penulis:
Syaikh Al Mujahid Abu Muhammad
‘Ashim Al Maqdisiy





Alih Bahasa:
Abu Sulaiman Aman Abdurrahman



Tauhid dan Jihad

Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, dan segala puji hanya milik Allah. Shalawat dan salam semoga dilimpahkan kepada Rasulullah, keluarganya, para sahabatnya dan orang yang mengikutinya.
Wa’ Ba’du….
Sesungguhnya Jamiyyah dan Madkhaliyyah serta orang-orang yang berjalan di atas manhaj mereka tidak lain sebenarnya adalah kumpulan orang-orang sesat mariqin (yang keluar dan dien) lagi loyalitas kepada para penguasa negeri-negeri mereka secara umum[1] dan kepada dinasti Saud secara khusus. Mereka itu sekelompok dari masayikh pemerintah dan du’atnya, bahkan banyak dari mereka bagian dari intelejennya, mata-matanya, ansharnya dan wali-walinya.
Sedangkan hakikat mereka sebenarnya adalah telah disimpulkan oleh banyak ‘ulama dan du’at di zaman kita dengan dua kalimat: “Mereka itu Khawarij Mariqun terhadap du’at, Murji’ah Zanadiqah terhadap para thaghut”.
Mereka terhadap para du’at yang tulus adalah seperti orang-orang yang dikatakan oleh Ibnu Umar radliallaahu’anhu: “Makhluk yang paling jahat, mereka mengambil ayat-ayat yang turun perihal orang-orang kafir terus mereka menjadikannya terhadap orang-orang mu’min”
Sedangkan terhadap para pemerintah thaghut dan para penanggungjawab khamr maka mereka itu bersikap dengan paham orang yang mengatakan: “Dosa apapun tidak berbahaya bersama keimanan”[2]
Sedangkan para tokoh firqah ini di Hijaz adalah :
1.      Muhammad Aman Al Jamiy, dia asal Ethiopia yang datang ke Al Madinah Al Munawwarah, dan dia mendapatkan kemudahan untuk mengajar di Masjid Nabaiy dan Jami’ah Islamiyyah (Universitas Islam Madinah). Dia adalah pemilik laporan-laporan yang masyhur kepada pemerintah
2.      Rabi’ Ibnu Hadi Al Madkhaliy, dosen di Universitas Islam Madinah yang konsen lagi ahli dalam mencela setiap dai yang memerangi para thaghut, dan diantara tokoh yang selalu dicela itu adalah Asy Syaikh Al Mujahid Sayyid Quthub rahimahullah
3.      Falih Ibnu Nafi’ Al Harbiy, dia adalah syaikh dinas mata-mata Saudiy sebagaimana yang diketahui Ikhwan kami di Hijaz.
4.      Muhammad Ibnu Hadi Al Madkhaliy, dia adalah ekor para amir dinasti Saud, penyair istananya dan dosen di Universitas Islam Madinah. Dan dia telah menyerupai Khawarij dalam sikapnya mempersilakan pertumpahan darah muslimin dan ucapan selamat atas pembunuhan mereka serta pengharamannya akan darah orang-orang kafir dan musyrikin. Dan dia mempunyai syair dalam hal itu berkenaan dengan eksekusi mati yang dilakukan pemerintah Saudi terhadap empat Ikhwan Muwahhidin yang telah membunuh beberapa musuh Allah dari orang-orang Amerika di Riyadh, dimana dia berkata seraya memuji Mendagri Saudi berkaitan dengan penangkapan Ikhwan itu serta eksekusi mati terhadap mereka :
Berjalanlah wahai putra sang pembela ketauhidan[3]
Dan yang hancurkan setiap thaghut dan syaitan
Serta yang tinggikan panji Islam menjulang ke awan
Meski kebencian musuh dan pencela yang penuh kedengkian
Adapunp ara raja maka merekalah Alu Saud yang miliki keberkahan
Akan kesetiaan dan taat kepada mereka keharusan dengan Al Qur’an
Tidak halal bagi siapapun mencabut mereka dari pembaiatan
Siapa yang khianat maka atasnya dosa penghianatan
Wahai pelindung keamanan setelah Allah di tanah bangsa
Allah menjagamu disaat menyendiri dan dihadapan manusia
Abu Saud semoga Allah panjangkan umur tuan
Dalam pembelaan dien, orang yang sengsara dan yang tertawa
Takutlah kepada Allah perihal buku-buku yang telah bertebaran
Setiap tempat dari negriku ini telah kepenuhan
Dengannya yang dijual murah atau tanpa pembayaran
Bangkitlah untuk melakukan pembakaran dan pemberian hukuman
Terhadap orang yang  melariskannya dibarisan pemuda ingusan
Dan syairnya ini menyerupai syair Umron Haththan dari kalangan Khawarij Azariqah dalam pujiannya kepada Al Mariq (orang yang lepas dari dien ini) yang telah membunuh Ali radliallaahu’anhu. Dan saya memiliki bantahan terhadapnya sebuah qoshidah (syair) yang memiliki qafiyah yang sama dengan syair itu, di dalamnya saya menjelaskan kesesatan pemilik syair ini dan di dalamnya saya membongkar kebatilan tuan-tuannya para thaghut kekafiran, yang berjudul “Ilaa Haris At Tandiid Wa Ruhbanihi
Dan di Kuwait mereka itu disebut oleh Ikhwan kami disana sebagai para penganut manhaj Inbithahiy (manhaj tengkurep) karena mereka menggembosi para du’at dan mujahidin, serta ketengkurepan mereka kepada wulatul khamr (penguasa pelindung khamr). Dan mereka itu terbagi dua kelompok yaitu hizbiyyin dan non hizbiyyin; mereka bertingkat-tingkat dalam kadar ketengkurepan itu, akan tetapi mereka sepakat di atas fikrah dan manhaj yang sama. Dan diantara simbol-simbol mereka adalah :
1.      Doktor Abdullah Al Farisiy (non hizbiy) dan dia diusir dari Jam’iyyah Ihya At Turats  Ihya At Turats padahal Jam’iyyah Ihya At Turats  ini didominasi tayyar inbithahiy (aliran ketengkurepan). Dan diantara contoh ucapan dia perihal du’at: dalam kaset “Al Fursan Ats Tsalitsah…!” dia mencap Syaikh Abdurrahim Ath Thahhan bahwa ia itu: (Thaghut dan penyeru kemusyrikan serta dia telah menjerumuskan dirinya dalam kekafiran...!!!). perhatikan ini; kemudian silakan rujuk pembelaan dia terhadap para thaghut penguasa serta serangannya kepada orang yang mengkafirkan mereka dan mencapnya sebagai thaghut...!!!. Dan bandingkan seraya mengingat sabda Nabi SAW tentang orang-orang yang bodoh pemikirannya dan manusia paling buruk: “...mereka memerangi Ahlul Islam dan membiarkan para penyembah berhala...!!!”
2.      Falah Ismail Mendikor (non hizbiy) dan dia telah keluar dari Jam’iyyah Ihya At Turats, dan diantara keberanian dia mengkafirkan du’at adalah ucapannya dalam kaset rekaman: “...sesungguhnya mengelompoknya orang-orang yang ta’at beragama kepada jama’ah-jama’ah mereka adalah kemurtaddan...!!!” Dan disebrrang ini kamu melihat dia membela-bela tentang keberadaan Fahd memakai salib dan dia mencecar orang yang mengkafirkan Fahd karena sebab itu seraya berkata: “Apakah memakai salib kekafiran...?! Dan siapa yang mengatakan bahwa pelaku kekafiran itu kafir...?! Bila memutuskan dengan selain apa yang telah Allah turunkan saja mereka mengatakan kufrun duna kafrin...!!! Dan kedua apakah itu memang benar salib...?! Ini seremonial dan protokoler yang dijadikan kebiasaan diantara negara-negara, dan setiap negara itu memiliki lambang dan ini termasuk tukar menukar hadiah sebagaimana terjadi di masa Harun Ar Rasyid...!!!”
Tentunya anda tidak akan merasa heran setelah ini bila anda mengetahui bahwa musyrif (pembimbing) tesis Magister Mandikor ini dan guru terpentingnya adalah Aman Al Jamiy.
3.      Mahamamd Al ‘Anjariy (non hizbiy)
4.      Hamd Al Utsman (non hizbiy)
5.      Salim Ath Thawil (non hizbiy)
Dan mereka itu giat menyebarkan kesesatan-kesesatannya dalam buku-buku.
6.      Adnan Abdul Qodir
7.      Muhammad Al Hamud
Keduanya dari kalangan hizbiyyin dalam Jam’iyyah Ihya At Turats
Dan masih banyak nama yang lain, akan tetapi ini yang paling menonjol dan semuanya berkumpul di atas sikap memberikan tambalan bagi para thaghut, membela-bela kekafiran mereka serta menganggap mereka sebagai pemimpin (pemerintah) yang sah yang tidak boleh khuruj terhadap mereka, di waktu yang sama mereka menyerang para du’atul Islam yang berjihad atau orang-orang yang mengkafirkan para penguasa thaghut.
Dan di Emirat ada Abdullah As Sabt (hizbiy) dan dia tergolong tokoh Jam’iyyah Ihya At Turats  dan dia giat dalam menyebarkan kebatilan mereka disana; akan tetapi dia terbongkar dan binasa karena kecolongan dana yang banyak di Emirat.
Adapun di Yordania makan diantara orang yang berjalan di atas pemahaman mereka dan mengikuti langkah-langkah mereka dalam membela-bela para thaghut dan memerangi para du’at dan berdusta serta mengada-ada atas mereka adalah:
1.      Ali Al Halabiy[4] pemilik fatwa yang masyhur perihal kewajiban melaporkan para du’at dan mujahidin yang telah dicap oleh dia dan para muqallidnya sebagai takfiriyyin, dimana dia disodori pertanyaan berikut ini:
“Apakah boleh melaporkan kaum takfiriyyin itu kepada pemerintah di zaman ini?”
Maka Al Halabiy ini menjawab dengan jawaban yang berbelit dan mengandung banyak kemungkinan dengan ucapannya: “Bila mereka itu menimbulkan bahaya, perusakan pada umat, penyesatan dan penyebaran keburukan di dalamnya, maka wajib”[5]
Kemudian dia ditanya pada tanggal 2 Robiul Awwal 1420 H tentang fatwanya ini, terus dia mengingkari dengan sangat seraya mengklaim bahwa kebiasaan mereka itu –du’at dan mujahidin- adalah berdusta atas nama du’at...!!.[6] Maka didatangkan kaset yang di dalamnya ada pertanyaan dan jawaban dengan suara Al Halabiy, maka dia terperangah dihadapan jama’ah yang mendengar pengingkarannya beberapa menit sebelumnya di Majlis yang sama yang berlangsung di rumah seorang Ikhwan di kota Zarqa (Yordania) setelah shalat Isya dan dihadiri kurang lebih 40 orang. Maka dia berbalik membela fatwanya itu dengan menggebu-gebu, dan bahwa dia memaksudkan orang-orang yang merusak dihadapan umat manhaj Assalaf Ash Shalih.
Kemudian dia ditanya: Apakah buku-buku dan pendapat-pendapat syaikh Safar Al Hawaliy, Syaikh Salman Al Audah dan Syaikh Umar Abdurrahman –Semoga Allah membebaskannya– serta orang-orang yang seperti mereka, apakah ia merusak pemuda muslim dari manhaj salaf?
Maka dia menjawab tanpa ada rasa malu dan takut: “Ia adalah pintu bagi kerusakan tanpa bimbang dan tanpa keraguan...!!!”[7]
Dan dengan hal itu dia telah menyamai Firqoh Yazidiyyah dari firqoh-firqoh Khawarij, yaitu dalam ucapan mereka tawalliy kepada orang yang bersaksi, bahwa Muhammad Rasulullah walaupun tidak masuk ke dalam agamanya; diserta keterlepasan diri mereka dari kaum muwahhidin dan penghalalan daranhnya. Akan tetapi disana ada perbedaan antara Al Halabiy dengan Yazidiyyah, yaitu bahwa Yazidiyyah menghalalkan kaum Muwahhidin dengan sebab maksiat, adapun (Khawarij) Mariqoh Gaya Baru itu maka mereka telah menghalalkan Muwahhidin dengan sebab ketaatan seperti jihad, penjaharan ucapan al haq, bara’ dari para thaghut, takfier mereka serta yang lainnya.
2.      Dan diantara mereka di Yordania juga adalah Salim Al Hilaliy, si pemilik lidah yang panjang terhadap mujahidin dan du’at, dan si pelaku pencurian-pencurian yang masyhur dari buku-buku para du’at dan ‘ulama, sebagai contoh silakan lihat: kitab Al Kasyful Mitsaliy ‘An Sariqat Salim Al Hilaliy karya Syaikh Ahmad Al Kuwaitiy.
3.      Dan seperti dia juga Masyhur Hasan. Syaikh Al Kuwaitiy memiliki juga buku tentang dia Al Kasyful Masyhur An Sariqat Masyhur
4.      Dan diantara yang menopang mereka dalam kesesatan ini dan yang mendanai mereka secara materi dengan penuh kedermawanan adalah orang yang dipanggil Sa’ad Al Hushain penasehat kedutaan Saudi di Yordania, dan dia itu Saudi kewarganegaraan dan keloyalannya sampai sumsum, dia mengikuti langkah-langkah aliran Jamiyyah dan Madkhaliyyah.
Dan di Maroko mengikuti langkah-langkah mereka dalam mencela kaum muwahhidin dan dalam mebela-bela para thaghut murtad antara lain:
Muhammad Ibnu Abdirrahman Al Mighrawiy, dan dia tidak segan-segan dari mengancam mau melaporkan urusan orang-orang yang menyelisihi dia dari kalangan du’at kepada pemerintah.
Aljazairiy Abdul Malik Ibnu Ramdhaniy penulis kitab Madarikun Nadher Fis Siyasuh...[8] dan dia adalah diantara buku terbusuk dan terjelek yang ditulis dalam permsalahan ini, dan hakikatnya bahwa ia mengajak kepada siyasah inbithihiyyah maisyiyyah (politik ketengkurepan yang utamakan kesenangan hidup) yang bersikap irja terhadap para thaghut lagi bersikap Khawarij terhadap para du’at. Dia itu menganggap pemerintah AlJazair sebagai pemerintahan yang sah, sehingga dia tidak membolehkan khuruj terhadap mereka walaupun dengan lisan dan ucapan karena dia sampai sekarang belum bisa melihat -karena penutup yang menghalangi penglihatannya dan perabunan pada bashirah (mata hatinya)- sesuatupun dari kekafiran yang nyata, kemusyrikan yang jelas dan perang yang terang-terangan terhadap dien ini yang dilakukan oleh pemerintah mereka itu. Dan di sisi lain kepura-puraan dia buta dari kekafiran para thaghut dan penambalan baginya; engkau melihat bocah yang cebol ini di atas manhaj gurunya Rabi Al Madkhaliy mengerahkan serangannya terhadap mujahid besar Sayyid Quthub rahimahullah, dimana dia tidak menguzurnya karena takwil dan dia tidak mengingatkan terhadap sikap-sikap rujuk Sayyid Quthub dari banyak kekafirannya yang mana dia dan kawan-kawannya tetap bersikeras menempelkannya kepada Sayyid dan mereka tidak menuturkan terhadap ucapan Sayyid ini sesuatupun dari penambalan-penambalan mereka yang luas bagi kebejatan-kebejatan para thaghut...!!!
Dan diantara ciri terpenting Firqoh Mariqah yang disepakati oleh para penganutnya adalah:
Bahwa mereka sebagaimana yang telah kami katakan adalah Khawarij terhadap du’at yang menentang para thaghut kekafiran dan para penguasa zaman sekarang secara umum dan para thaghut dinasti Saud secara khusus. Mereka melancarkan serangannya dan memfokuskannya dengan segenap kemampuan secara khusus terhadap setiap dai’ atau mujahid atau orang alim atau penulis yang menghadang para penguasa kafir walaupun dengan lisan, dimana mereka tidak menjaga padanya tali kekeluargaan dan perjanjian dan mereka tidak mengudzurnya dengan sebab kekeliruan atau takwil, diwaktu yang sama mereka mengada-adaan berbagai alasan dan berbagai alasan serta berbagai alasan bagi para thaghut kekafiran dalam setiap apa yang mereka lakukan berupa kesyirikan yang nyata, kekafiran yang terang dan kemurtaddan yang berlapis-lapis.
Dan upaya mereka dalam menfitnah terhadap para du’at dan membuat laporan tentang mereka kepada para thaghut adalah hal yang terbuka bagi setiap orang yang tidak mereka ingkari, bahkan sesungguhnya mereka itu karena kesesatan dan kezindikannya menilai perbuatannya sebagai qurbah (ibadah), perbuatan baik dan amal shalih yang dengannya mereka mendekatkan diri kepada Allah...!!!.
Syaikh Abu Qotadah Al Filisthiniy hafidhahullah  berkata tentang kelompok                  ini:
“Dalam perkembangan yang bersifat ketentuan (Allah) tidak mungkin bagi para penganutnya untuk menyimpang darinya saat mereka telah mengambil sebab-sebabnya dan telah berjalan di atas muqaddimah-muqaddimahnya. Perkembangan inilah yang telah kami hati-hatikan darinya dan kami lakukan pengingkaran terhadap muqaddimah-muqaddimahnya, maka memerahlah banyak hidung-hidung karena pengingkaran ini dan marahlah banyak jiwa terhadap penghati-hati kami, akan tetapi ini dia apa yang dikhawatirkan telah terjadi dan Salafiyyah telah menjadi ‘Umalah (boneka) bagi dinasti Saud yang busuk, sedangkan muqaddimah pembonekaan (diri) ini adalah bahwa kaum salafiyyin itu meyakini keabsahan kepemimpinan dinasti Saud atas Jazirah Arab, bahkan sebagian mereka tenggelam dalam kesesatannya dimana dia tidak hanya meyakini kepemimpinan dinasti Saud namun pembicaraan menjadi berkisar seputar keyakinan raja yang terlaknat Fahd Ibnu Abdil Aziz apakah dia di atas aqidah salaf atau dia bukan salafiy, bahkan pembicaraan menjadi semakin mendekat dan bahkan pembicaraan masuk dalam penentuan siapakah Ath Thaifah Al Mansharah, dan apakah dinasti Saud ini Ath Thaifah Al Manshurah ataukan bukan? Dengan muqaddimah-muqaddimah yang aneh lagi ganjil semacam ini sampailah urusan pada tahap dimana kelompok ini dengan atas nama salafiyyah dan yang meyakini keimaman dan kesyaikhan Rabi’ Al Madkhali masuk ke dalam lingkaran pembonekaan diri yang jelas dan nampak bagi dinasti Saud yang terlaknat, yang berhukum dengan selain syari’at Ar Rahman, yang loyalitas penuh kepada musuh-musuh millah dan dien, yang memerangi Allah, Rosul-Nya dan kaum Mu’minin”.
Dari mana kami menetapkan vonis ini?
Dalam sebuah risalah yang diberi judul oleh para penulisnya dengan nama “At Tandhim As Sirriy Al Alamiy Bain At Takhthith Wat Thatbiq Fil Mamlakah Al Arabiyyah As Su’udiyyah Haqaiq Wa Watsaiq”. Maka sekelompok dari salafiyyin yang busuk yang menamakan diri mereka sebagai “Salafiyyu Ahlil Wala” yaitu wala (loyalitas) kepada pemerintah Saudi, mereka menyusun sebuah risalah perihal keamanan dan penukilan yang mereka tujukan kepada Mendagri Saudi Nayef Ibnu Abdil Aziz, di dalam penyusunannya, mereka menyerahkan sebagaimana yang mereka katakan –waktu yang panjang dan kerja keras yang besar-. Dan mereka memuji Allah Ta’ala karena Dia telah memudahkan kesulitan bagi mereka dan memudahkan bagi mereka untuk menjaga kerahasiaannya sampai ia ada dihadapan Mendagri yang mulia...!!! Dan mereka di dalamnya mengucapkan terima kasih kepada guru-guru mereka yang membantu mereka dengan informasi-informasi yang berharga dan arahan-arahan yang tepat yang mana mereka sangat membutuhkannya serta meluruskan untuk sebagian apa yang telah mereka tulis: “Semoga Allah memberikan balasan baginya dari saya dan muslimin yang mengambil manfaat dengannya, dan dari paham As Salaf Ash Shalih yang ia sebarkan dimana saja ia singgah dan loyalitasnya yang kuat serta pembelaannya bagi pemerintah yang Sunniy ini, dengan balasan yang baik dan memanjangkan umurnya, sebagaimana saya berterima kasih kepada pemerintah kita –semoga Allah menjaga mereka– yang mencintai orang-orang yang tulus lagi ikhlas dan menyemangati mereka untuk melakukan kerjasama yang membuahkan hasil lagi membangun bersama mereka, dan yang membuka dada mereka sebelum pintu-pintu mereka bagi mereka, serta yang memperhatikan setiap apa yang sampai kepada mereka berupa nasehat dengan perhatian yang langsung. Dan inilah yang memompa dan menyemangati saya untuk menulis mudzakkiraoh (diktat) ini dan memaparkan materi ini dengan penuh keterusterangan dan sesuai realita. Dan saya berharap mudzakkirah ini mendapatkan keridlaan dan penilaian baik mereka, dan saya katakan dengan penuh keyakinan: sesungguhnya andai bukan karena sikap santun engkau wahai pemimpin-pemimpin kami tentu saya tidak berani terus terang kepada engkau dengan mudzakkiroh ini, dan andai bukan karena kerendahan diri engkau terhadap kaum mu’minin dan sambutan hangat engkau terhadap nasihat orang-orang yang tulus tentu saya tidak tersemangati dalam menyiapkan dan mengumpulkannya, serta andai bukan karena kewajiban nasihat kepada engkau dan konsekuensi loyalitas saya yang tulus kepada engkau secara langsung dan mengkhususkan engkau dengannya, maka terimalah bukan sebagai orang yang diperintah, karena engkaulah yang berhak memerintah daripada orang yang engkau berikan kepadanya dan kepada keluarganya kebaikan, tidak membalas engkau atas kebaikan itu kecuali Ar Rahman. Silakan paduka pelajari usulan-usulannya dan padukalah yang lebih mengetahui apa yang mesti paduka pilih darinya, kemudian saya memiliki harapan lain –sedangkan harapan pada orang yang memiliki keutamaan dan kemuliaan adalah optimis terlaksana– yaitu saya mohon paduka memaafkan saya dalam kesalahan atau kekurangan yang paduka dapatkan di dalamnya, karena itu adalah dari tabiat manusia sedangkan ia pada diri saya sangat banyak, semoga Allah melanggengkan kejayaan dan kebesaran paduka dengan pelayanan paduka kepada Islam dan muslimin serta pemberlakuan paduka akan syari’at Allah yang nyata walaupun tidak disukai oleh orang-orang yang mengingkari, orang-orang yang mengincar’.
Dengan ucapan-ucapan yang menjilat sebagai penghambaan kepada keluarga Saud, salaffiyu ahlil wala menutup diktat laporan intelejen mereka, maka apa yang dikatakan mudzakkirah itu:
Mudzakkirah (diktat) menghati-hatikan pemerintah –dinasti Saud– dari keberadaan organisasi Islam terselubung yang berupaya untuk mendirikan negara Islam. Mudzakkirah mengatakan: “...dan organisasi ini memiliki dhair dan bathin, maka dhahir organisasi yang bisa dilihat oleh setiap orang yang melihat ini adalah: mengajak kepada Allah dibawah slogah Ahlus Sunnah Wal Jama’ah dan Al Amru Bil Ma’ruf Wan Nahyu Anil Munkar…. Dan bathin organisasi ini adalah: Perencanaan yang besar, persiapan yang matang, penerapan yang perlahan-lahan lagi berfase, perekrutan yang meliputi seluruh elemen masyarakat, penyusunan pada seluruh bidang dan berbagai macam kegiatan, penguasaan pada alat-alat negara dan perangkat-perangkatnya serta pengendalian pusat-pusat penting di dalamnya, semua itu dalam rangka mencapai kekuasaan untuk mendirikan negara Islam yang mereka cita-citakan”
Dan penulis laporan keamanan ini melanjutkan ucapannya: “...sesungguhnya apa yang telah saya sebutkan ini berupa keselarasan realita dengan banyak apa yang telah direncanakan oleh organisasi terselubung internasional sejak lebih dari 14 tahun, adalah setetes dari banjir dua hal sedikit dari yang banyak, dan ia adalah apa yang saya dapatkan secara pribadi atau apa yang saya dengar dari kalangan Ahlil Wala (orang-orang yang setia kepada pemerintah) di Al Madinah An Nabawiyyah atau dari para pencari ilmu berpaham salafi ahlul wala, sedangkan apa yang didapatkan oleh selain saya –dari kalangan yang mengkhususkan diri– adalah jauh lebih banyak dari apa yang telah saya isyaratkan kepadanya”
Diktat ini adalah laporan intelejen yang jelas, ya memang di dalamnya terdapat kesalahan-kesalahan yang sangat mencolok dimana dia di dalamnya mencampuradukkan sejumlah du’at dan para mufakkir dan menjadikan mereka dalam satu organisasi dengan gambaran yang ngelantur yang menjadikan laporan itu lebih dekat kepada laporan-laporan wartawan yang dilakukan oleh majalah-majalah yang busuk, akan tetapi yang penting bagi kami disini adalah nafas yang berbahaya ini yang sudah mulai nancap pada jiwa para pemuda salafiy itu dimana mereka telah dihantarkan kepada suatu yang bahaya ini, yaitu penyibukan diri menjadi mata-mata terhadap kaum muslimin bagi kepentingan thaghut Saudi yang busuk.
Dan para penyampai laporan berangan-angan andai pemerintah mereka itu mengambil tindakan kepada para da’ut yang mereka sebutkan namanya dalam laporan seperti tindakan yang telah mereka ambil terhadap Syaikh Safar dan Syaikh Salman, maka dia berkata: “Dan seandainya sikap yang positif yang muncul akhir-akhir ini dari Haiah Kibar Ulama terhadap Salman Al Audah dan Safar Al Hawaliy dan yang lainnya yang berjalan di atas manhaj keduanya yang hizbiy itu berulang lagi dan dengan kejelasan yang lebih, tentulah dalam hal itu terdapat kebaikan yang besar”. Dan laporan ini menjadikan landasan fikrah organisasi yang dilaporkan itu adalah pemikiran dan manhaj Sayyid Quthub rahimahullah, dimana dia berkata: “Oleh sebab itu maka sesungguhnyacara penanggulangan yang paling bermanfaat dan paling kuat adalah membantah pemikiran dan manhaj Sayyid Quthub yang telah dia sebarkan dalam buku-bukunya yang beraneka ragam yang sangat disayangkan  masih bertebaran sampai sekarang di negeri kita… dan hendaklah diketahui bahwa membantah pemikiran dan manhaj Sayyid Quthub pada hakikatnya adalah membantah pemikiran dan manhaj organisasi terselubung yang berdiri di atasnya, maka seyogyanya difokuskan dengan sangat terhadap hal ini; dalam bentuk penyusunan buku, rekaman dan penyebaran dengan segala sarana yang memungkinkan, dan diantara bab ini adalah tulisan-tulisan fadlilah Al Ustadz Asy Syaikh Doktor Rabi’ Ibnu Hadi Al Madhkhaliy yang beliau spesialkan dalam membantah pemikiran dan manhaj Sayyid Quthub dan beliau didukung oleh jumlah besar dari ‘ulama kibar dan yang lainnya serta memuji terhadap apa yang beliau tulis dalam hal itu. Dan dalam penerbitan dan membagi-bagikannya terdapat manfaat yang besar, karena ia dengan izin Allah akan berperan andil dalam melindungi generasi negeri ini yang menjadi target dari kaum hizbiyyin yang mempolitisir agar lewat jalannya mereka sampai kepada kekuasaan, dan ia dengan kehendak Allah akan menjadi sebab yang penting untuk mengembailikan banyak diantara mereka yang terpengaruh dengan manhaj dan pemikiran ini atau segelintir dari mereka kepada manhaj yang murni yang dianut oleh ‘ulama dan negara mereka, maka wajib membantunya secara materi dan membagi-bagikannya secara luas serta mempermudah segala yang menghambatnya berupa berbagai sandungan dalam penulisannya atau pencetakannya atau penyebarannya, karena ia mendapatkan serangan dari para pengikut organisasi ini dengan berbagai cara, dan mereka telah berhasil dalam hal itu sampai pada batas tertentu”.
Dan penulis laporan ini mulai mencoba membongkar cara-cara organisasi terselubung yang berbahaya ini (sesuai akal-akalan dia) dalam menggapai tujuan-tujuan mereka:
1.      Memanfaatkan mihrab-mihrab dan mimbar- mimbar, membuat majelis-majelis diberbagai masjid, dan mengadakan seminar-seminar dan ceramah-ceramah pekanan dan bulanan dan disisi lain -sesuai ucapannya- mereka tidak mengundang dan tidak meminta dari seorang masyayikh pun, terutama masyayyikh Al Madinah An Nabawiyyah dan para pencari ilmu as salafiyyah ahlil wala untuk memberikan ceramah atau untuk ikut serta dalam seminar, bahkan sesungguhnya mereka terang-terangan menolak dari hal itu atau mencari-cari alasan darinya dengan segenap cara. Dan apa yang dilakukan pusat dakwah di Madinah semenjak tahun 1412H berupa ketidakadaan kerjasama dengan masyayikhnya atau pengumuman ceramah-ceramah mereka adalah dalil paling nampak terhadap hal itu. Dan diantara hal itu juga apa yang dilakukan pusat dakwah di Riyadh berupa upayanya mencegah Fadilatusy Syaikh Falih Al Harbiy dari menyampaikan ceramah “Amar Innahwa An Nashiihah” di salah satu masjid di Riyadh, dan ceramah lain di kota Majma’ah, sampai akhirnya Samahatusy Syaikh Abdul Aziz Ibnu Baz campur tangan, kemudian memerintahkan pusat dakwah itu untuk mengumumkan ceramah itu dan menyetujui untuk mengumumkan ceramah yang kedua
2.      Mendirikan pusat-pusat pengkajian, dan menyusup ke dalam yayasan–yayasan keilmuan dan dinas kehakiman, ia berkata: “Sejumlah qadli dari kalangan yang membawa manhaj hizbiy ini atau yang terpengaruh dengannya telah mampu memegang jabatan yang beraneka ragam, diantara mereka ada yang memanfaatkan kekuasaan peradilan untuk mencapai sebagian tujuan-tujuan hizbiyyahnya, seperti apa yang dilakukan salah seorang qadli di Al Madinah An Nabawiyyah berupa sikap dia mengancam pemilik Tasjilat Thayyibah dengan tuduhan penyebaran kaset-kaset yang menyebabkan perselisihan dan mengajak kepada perpecahan, dan dia menyebutkan kepadanya sebagian kaset yang diantaranya bantahan-bantahan Syaikh Muhammad Ibnu Robi’ Al Madkhaliy terhadap Dokter Safar Al Hawaliy saat terjadi krisis Teluk serta mengancam akan menutup studio rekaman itu”
3.      Memanfaatkan perpustakaan-perpustakaan masjid dan kegiatan-kegiatan anak muda seperti pusat-pusat liburan musim panas, perkemahan, barisan pramuka dan petualang serta masuk dalam lembaga-lembaga Al Amru Al ma’ruf Wan Nahyu ‘Anil Munkar. Penulis diktat (laporan) berkata: “Dan dalam bidang  al amru bil ma’ruf wan nahyu anil munkar mereka telah sampai pada posisi-posisi tertinggi dan amat sensitif, dan mereka –biasanya– tidak memilih untuk pimpinan-pimpinan cabang, markaz-markaz dan ranting-ranting yang beraneka ragam kecuali orang yang di atas manhaj shahwah (pergerakan) dan tidak menyelisihinya serta tidak mengomentari dakwahnya, dan orang yang nampak darinya penyelisih hal itu atau nampak kesalafiyyannya dan loyalitasnya kepada pemerintah maka sesungguhnya ia akan disingkirkan dari posisinya dalam waktu yang sangat dekat atau tidak akan naik jabatannya, sedangkan contoh-contoh terhadap hal itu adalah sangat banyak, diantaranya apa yang menimpa kepala markaz Arthawiyah, dimana dia itu sebelumnya dicalonkan untuk naik ke jabatan kepala bidang di markaz itu sendiri, akan tetapi mereka memalingkan perhatian dari hal itu setelah diskusi antara dia dengan wakil ketua umum untuk urusan administrasi dan keuanganyang di dalamnya dia mengingkari terhadapnya apa yang disampaikan kepadanya, yaitu komentarnya terhadap tokoh-tokoh pergerakan dan bahwa dia menghati-hatikan mereka…”
4.      Menginvasi lapangan dengan studio-studio rekaman islamiy mereka yang melebihi 250 tempat di berbagai wilayah kerajaan, diktat itu berkata: “Dan yang mana tidak menyebarkan kecuali kaset-kaset du’at hizbiyyin dari kalangan yang sudah dilarang atau dari kalangan yang baru-baru muncul, dan mereka tidak menerima penyebaran satu kaset pun dari kaset-kaset para Syaikh Madinah. Ini disamping perekrutan maka terhadap sebagian petugas di Departemen Penerangan dan sebagian cabang-cabangnya yang mana itu memudahkan perizinan kaset, padahal sebagian kaset-kaset itu memuat banyak hal yang berbahaya yang menyentuh agama dan negara seperti kaset-kaset Salman Al Audah yang terakhir seperti Shaniuul Khiyaam dan yang lainnya. Sesungguhnya pembicaraan tentang penanaman nilai-nilai hizbiyyah pada kaset-kaset ini adalah pembicaraan yang memalukan, dan itu dikarenakan hubungan saya yang sangat erat dengannya dan terjun langsung di dalamnya, namun saya memuji Allah karena Dia telah membimbing saya untuk ikut serta dengan dua orang dari kalangan ahlul wala dalam meletakan kajian riil dan lapangan serta diotentikkan dengan bukti-bukti tentang pemanfaatan kaum hizbiyyin terhadap sarana yang penting ini (kaset) kemudian, diusulkan solusi-solusi yang pantas baginya dan yang dikuatkan dengan realita. Dan Allah telah memberikan taufiq kepada kami dalam menyampaikan kepada paduka yang mulia wakil Mendagri hafidhahillah di pertengahan 1414H.”
5.      Memperhatikan wanita dan membukakan wawasan pengetahuannya, laporan intelejen itu mengatakan: “Dan saya tidak lupa disini untuk mengingatkan kepada hal yang berbahaya, yaitu bahwa pusat dakwah dan bimbingan di Madinah Nabawiyyah telah mulai sejak tahun 1412H dan hingga sekarang mengumumkan ceramah-ceramah khusus bagi wanita, dan semua orang yang menyampaikannya adalah para pemuda hizbiy, disisi lain mereka membuat-buat alasan terhadap Masyayikh Madinah dalam hal ketidak menerimaan atau ketidak diumumkannya ceramah-ceramah mereka serta menggunakan berbagai cara pengutaraan alasan dalam hal itu”.
Dan laporan ini melanjutkan pembongkarannya terhadap organisasi yang dikhayalkan itu, dan memuji tindakan-tindakan sebagian negara dalam pelarangannya terhadap kegiatan-kegiatan Islam, Diktat itu mengatakan: “Dan di sini saya ingin mengisyaratkan kepada tindakan yang diambil pemerintah Mesir akhir-akhir ini perihal pelarangan penyebaran buku-buku yang terbukti penyelisihannya terhadap ajaran Islam yang benar dan pembentukan panitia dengan keikutsertaan Al Azhar yang menangani pengkajian buku-buku yang disebarkan di pasar-pasar Mesir serta pengeluaran larangan bagi setiap buku yang di dalamnya ada upaya untuk mencoreng gambaran Al Islam, maka sesungguhnya pemerintah kita yang penuh berkah adalah lebih utama mengambil keputusan semacam ini”.
Kemudian laporan berakhir dengan nasehat-nasehatnya dan arahan-arahannya dalam cara-cara penanggulangan tandhim ini dan yang paling penting adalah: Membantah buku-buku pergerakan dan berpatokan kepada buku-buku Madkhaliyyin. Diktat itu mengatakan: “...dan metode ini adalah metode yang Allah berikan Taufiq kepada Fadlilah Asy Syaikh Ad Doktor Al Ustadz Robi’ Ibnu Hadi Al Madkhaliy kepadanya dalam sejumlah tulisan-tulisannya yang lama maupun yang baru…”
Mengajak untuk mementingkan kaset-kaset perihal bantahan-bantahan terhadap kaum hizbiyyin. Dia mengatakan seraya memuji Al Madkhali dan Aman Al Jamiy serta jama’ah keduanya: “Dan kaset-kaset rekaman mereka dalam hal itu dan apa yang dicapainya berupa manfaat yang besar lagi agung bagi masyarakat adalah tidak samar atas paduka. Dan diantara ceramah yang paling penting yang direkam adalah <> dan <> dan yang lainnya milik Fadhlatusy Syaikh Falih Ibnu Nafi Al Harbiy, dan <> dan <> dan <> dan <> dan yang lainnya milik Syaikh Muhammad Ibnu Hadi Al Madkhaliy, dan <> dan yang lainnya milik Fadlilatusy Syaikh Ad Doktor Muhammad Aman Al Jamiy, serta kaset-kaset dan ceramah-ceramah yang indah dan urgen yang dimunculkan kepada khalayak dengan rekamannya dan penyebarannya oleh Tasjilat Thibah di Al Madinah An Nabawiyyah yang berhak mendapatkan segenap dukungan dan support karena cita-citanya yang kuat dengan sendirian saat krisis Teluk dan sampai sekarang. Dan begitu juga lewat cara penulisan dan penyusunan buku bagi orang yang memiliki kemudahan untuk itu diantara mereka, seperti kitab Syaikh Robi’ Al Mudkhaliy <> dan kitabnya yang lain <>, <>, dan kitab yang lengkap dalam hal ini yang disusun dan dikeluarkan oleh Fadilah Asy Syaikh Falih Ibnu Nafi’ Al Harbiy dengan judul <> yang meliput seluruh pendapat-pendapat mereka yang direkam dan ditulis serta yang menyelisihi manhaj As Salaf Ash Shalih bersama bantahan terhadapnya dan penguraian manhaj As Salaf Ash Shalih di dalamnya, itu adalah kitab <> (Tahqiq dan Ikhraj Asy Syaikh Falih Al Harbiy)”, dan sampai pada kesimpulan berikut ini: “Pemberitahuan pemerintah dan pihak-pihak yang berwenang oleh Ahlul Wala Al Khalish (orang-orang yang memiliki loyalitas penuh) akan pentingnya memberikan tembusan kepada departemen dalam negeri sebelum pencalonan atau penunjukan atau penaikan jabatan atau pengangkatan siapa saja di markaz-markaz yang sensitif, dan menanyakan perihak keduanya dan hakikat statusnya dan loyalitasnya dan sejauh mana manfaatnya serta kesalihannya dan mendorong dengan sangat agar menghubungkan dinas keamanan negara dengan para masyayikh ahlul wala dari kalangan salafiyyin tulen dan secara khusus diantara mereka penduduk Madinah Nabawiyyah karena mereka memiliki peran masa lalu yang tidak samar terhadap seorangpun” (sesuai ucapannya).
Dengan hal ini selesailah pemaparan laporan salafiy intelejen untuk diserahkan langsung kepada Mendagri negara Islam terbesar dalam sejarah ini sang pendekar yang banyak pengalaman, yang hebat lagi disegani dan pemimpin yang penuh pengetahuan, serta ahli hadits yang kritis Fadlilatul Iman Al Akbar Nayef Ibnu Abdul Aziz, dan hiduplah salafiyyah Ahlul Wala. Dan saya memiliki beberapa poin penting terhadap laporan ini, saya ringkaskan bagi mereka:
Pertama: Sesungguhnya apa yang dilakukan para ‘‘ulama (boneka/kaki tangan) itu adalah natijah sananiyyah (hasil yang bersifat ketentuan Allah karena sebab akibat) bagi orang yang meyakini kepemimpinan Dinasti Saud atau kepemimpinan para penguasa kafir murtad lainnya. Ini adalah taqrir (laporan) untuk Saudi, dan ia memiliki contoh yang banyak bagi orang-orang Aljazair, Libya, Yordania, Mesir dan Suriah. Sesungguhnya bila seseorang meyakini keabsahan loyalitas kepada para penguasa itu, maka dia tidak akan enggan untuk menjadi mata-mata bagi mereka terhadap kaum muslimin, dan dia tidak akan merasa berdosa dan menyesal, oleh sebab itu seyogyanya hati-hati dari macam pemikiran ini.
Kedua: Pemerintah Thaghut Saudi telah mampu memperalat banyak Syaikh-syaikh salafiy di dunia ini sebagai ‘ulama baginya, mereka menuliskan untuknya laporan-laporan keamanan tentang kegiatan gerakan-gerakan Islam. Dan ini sama seperti itu adalah natijah sananiyyah (hasil yang bersifat ketentuan Allah karena sebab akibat). Dimana sesungguhnya salafi, siapa saja dia dan dari negara mana saja, yang meyakini ketokohan Abdul Aziz Ibnu Baz, Muhammad Ibnu Shalih Al Utsaimin, Al Luhaidar, Al Fauzan dan Rabi’ Al Madkhaliy, maka dia akan meyakini pada akhirnya kepemimpinan dinasti Saud, karena Syaikh-syaikh dia itu meyakini loyalitas dan taat kepada dinasti Saud, maka pemimpin (imam) Syaikh saya adalah pemimpin saya, dan pemimpin Ibnu Baz adalah pemimpin salafiyyin, oleh sebab itu maka Fahd Ibnu Abdul Aziz adalah imam kaum salafiyyin di alam ini semuanya, karena dialah pemimpin yang resmi dan syar’iy bagi masyayikh salafiyyah gaya baru. Dan dari sana maka kita jangan heran dari keberadaan para pencari ilmu salafiyyin dari Aljazair, Libya, Yordania, Mesir, Suriah, India, Pakistan dan negara-negara lainnya sebagai ‘umala bagi dinasti Saud sebagai pengamalan kaidah yang lalu.
Ketiga: Sesunggunya disana ada perbedaan antara pencari ilmu yang menyelisihi dengan amil (boneka/antek/kaki tangan) yang mencari upah, sedangkan salafiyyah itu telah menjadi ‘umala yang mencari upah. Dan atas pandangan ini maka kita wajib mendebat mereka tidak atas dasar perselisihan dalam sisi pandangan dan perbedaan manhaj, namun kita wajib selalu mengingat perbedaan ini dalam diskusi dan adu argumen, dan ia sangat penting sekali. Dan salafiyyin macam ini wajib kita letakkan pada barisan ’umala murtaziqin (antek-antek yang mencari upah), bagi mereka apa yang bagi mereka dan atas mereka apa yang atas mereka tanpa sungkan dan tanpa taqiyyah.
Keempat: Sesunggunnya apa yang kami katakan adalah hakikat dan realita, karena banyak dari aktifitas-aktifitas dan pergerakan-pergerakan telah terbongkar keberadaannya dan terungkap kerahasiaannya lewat cara para ‘umala salafiyyin itu, dan contoh sangat banyak dikantong ini dan diantaranya laporan ini padahal masih ada yang lain, karena sesungguhnya di depan saya ada laporan keamanan lainnya milik Syaikh Doktor Aman Al Jamiy Syaikh kaum salafiyyin yang dia sampaikan kepada Sulthan Ibnu Abdul Aziz dan darinya kepada pemimpin salafiyyin Fahd Ibnu Abdil Aziz yang merupakan saksi terbesar atas hal ini.
Maka hati-hatilah dari salafiyyah yang busuk ini, dan kami dalam lembaran-lembaran ini tidak bisa membongkar nama-nama ‘umala itu, baik mereka itu sosok maupun yayasan, akan tetapi saudaraku tidak akan kehilangan dari tanda-tanda dan bukti-bukti untuk mengetahui perkumpulan-perkumpulan dan sosok-sosok ini...!!! Selesai secara ringkas dari Muqalat Baina Manhajain, makalah no 76.
Dan diantara bid’ah mereka juga adalah menyelarasi Khawarij dan mu’tazilah dalam bid’ah menjadikan imam (kepemimpinan) pada selain Quraisy:
Karena penggelaran mereka kepada Fahd Ibnu Abdil Aziz dengan gelar imamul muslimin, adalah mereka dengan hal itu hanya meniti manhaj Khasyiyyah dalam imam. Silakan rujuk dalam hal itu Shahih Al Bukhari: Kitabul Ahkam Bab: Al Umara Min Quraisy, dan yang lainnya berupa kitab-kitab hadits, fiqh dan al ahkam as sulthaniyyah, karena ia adalah suatu yang terkenal yang tidak susah dalam perujukannya, bahkan Al Hafidh Ibnu Hajar dalam Fathul Bari menukil dari Al Qadli Iyadl ucapannya: “Pensyaratan keberadaan imam sebagai orang Quraisy adalah madzhab ‘ulama seluruhnya dan mereka menganggapnya sebagai bagian masalah yang diijmakan, dan tidak dinukil dari seorang salafpun penyelisihan di dalamnya, dan begitu juga orang-orang yang sesudah mereka diseluruh pelosok negeri. Berkata: Dan tidak dianggap dengan pendapat Khawarij dan orang yang menyepakati mereka dari kalangan Mu’tazilah” (13/91)
Dan ini disamping bahwa para thaghut mereka itu tidak mengantongi satupun dari syarat-syarat imamah, dimana masalahnya tidak terbatas pada syarat Qurasyiyyah saja...!!! Akan tetapi tidak ada akal, tidak ada keislaman, tidak ada keilmuan bahkan tidak ada harga diri atau kejantanan...!!!
Maka mereka dengan hal ini lebih busuk dan lebih buruk daripada Khawarij, karena Khawarij tidak membolehkan kepemimpinan orang-orang kafir dan murtad sebagaimana yang mereka lakukan...!!!.
Perhatikanlah, berapa dari sifat-sifat Khawarij pada manhaj mereka itu terhadap du’at; kemudian engkau melihat mereka menuduh para du’at yang tulus dan yang menjihadi para thaghut mereka sebagai Khawarij dan Takfiriyyun.
Mereka menuduhnya secara aniaya dengan suatu yang mereka lebih utama dengannya untuk menjauhkan darinya perbuatan orang yang aniaya atau seperti ungkapan: lempar batu sembunyi tangan.
Dan diantara bid’ah mereka adalah mengeluarkan masalah tauhidullah dalam perbuatan hukum dan putusan (hukum) –atau yang dikenal dalam istilah orang-orang sekarang dengan hakimiyyah– dan memisahkannya dari tauhid, serta menganggapnya termasuk bid’ah yang diada-adakan, bahkan menganggap orang-orang yang memperhatikan rukun yang agung dari rukun-rukun tauhid ini sebagai bagian orang yang menyelarasi syi’ah dalam akidah-akidah mereka yang busuk dalam hal imamah. Lihat ucapan Robi’ Ibnu Hadi Al Madkhaliy dalam kitabnya (Manhajul Anbiya Fid Da’wah Ilallah) dan taqlid muridnya Ali Al Halabiy kepadanya dalam hal itu dalam kitabnya (At Tahdzir Min Fitnatit Takfier), dan keduanya telah melakukan pengkaburan dan manipulasi, dimana dia bersandar dalam mengecam orang-orang yang memperhatikan rukun tauhid yang sangat kokoh ini kepada ucapan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah dalam bantahannya kepada Rafidlah perihal akidah imamah dengan rincian-rinciannya yang sesat lagi rusak bagi mereka sebagaimana dalam Minhajus Sunnah.[9]
Dan diantara bid’ah mereka adalah tidak mengudzur para du’at dan mujahidin dalam takwil atau kekeliruan dalam masalah-masalah yang samar atau yang rumit atau yang tidak diketahui kecuali lewat penyampaian dan hujjah risaliyyah dan yang lainnya yang diudzur Ahlis Sunnah; dan mengudzur para thaghut dan orang-orang kafir dengan kekafiran mereka yang nyata dan kemurtaddan mereka yang berlapis dan membuat penambalan bagi mereka dengan berbagai cara dan metode. Dan hal itu nampak dengan jelas pada serangan Al Madkhaliy yang nampak dan setiap orang yang berjalan di atas manhajnya terhadap Syaikh Mujahid Sayyid Quthubh rahimahullah dalam semua tilisan-tulisan mereka.
Dan setiap orang memiliki hak untuk bertanya dengan penuh kebebasan: Apakah kejahatan-kejahatan Sayyid dan kekeliruan-kekeliruannya lebih besar dan lebih dasyat menurut al mariq (orang yang lepas dari dien) ini dan para pengekornya daripada kekafiran-kekafiran dan kejahatan-kejahatan Waliyyul Khamri Fahd imam aliran Madkhaliyyah dan Jamiyyah...??? sampai Fahd dan para thaghut lainnya selamat darinya dan dari lisannya yang panjang serta keritikannya yang tidak bermutu; namun tidak selamat darinya Sayyid rahimahullah...
Subhanallah...!!!
Fahd, mereka membuatkan tambalan baginya, undang-undangnya, ribanya, kejahatan-kejahatannya, tawallinya kepada kaum musyrikin timur dan barat, dan tahakumnya kepada lembaga-lembaga hukum thaghut regional dan interansional. Dan mereka membela-bela tentang perihal pemakaiannya akan salib dan pembunuhannya kepada muwahhidin mujahidin, dan semua itu untuk Fahd menurut mereka ada jalan-jalan keluar yang baik, tarqi’at (penambalan-penambalan) dan pentakwilan-pentakwilan yang bisa dicerna; adapun beberapa kekeliruan Sayyid dan pentakwilan-pentakwilannya serta kekeliruan-kekeliruannya yang padahal Ahlus Sunnah mengudzur dengannya maka tidak cukup untuknya dan tidak memuatnya mesin tambal yang bisa memuat penambalan bagi kekafiran-kekafiran Fahd dan para pemimpin kekafiran serta gembong kemurtaddan lainnya...!!!
Syaikh Bakr Abu Zaid berkata dalam surat yang ia tujukan kepada Robi’ Ibnu Hadi Al Madhaliy seputar beberapa tulisan Al Madkhaliy dan serangannya yang terang-terangan terhadap Sayyid rahimahullah:
“Maka saya mengisyaratkan kepada keinginan anda agar saya membaca kitab yang dilampirkan -Adlwa Islamiyyah ‘Ala ‘Aqidah Sayyid Quthub Wa Fikrihi- apakah ada catatan yang perlu disampaikan atas kitab tersebut, kemudian apakah catatan-catatan ini akan menggugurkan proyek ini sehingga ia dilipat dan tidak dilanjutkan, ataukah apakah catatan ini dapat memperbaikinya sehingga kitab itu menjadi kuat setelah dicetak dan disebarkan dan menjadi simpanan bagi anda di akhirat serta sebagai penerang bagi orang yang Allah kehendaki dari kalangan hamba-hamba-Nya di dunia, oleh sebab itu saya memberikan catatan-catatan berikut ini:
1.            Saya melihat di awal halaman dari daftar isi maka saya mendapatkannya judul-judul yang mengumpulkan pada Sayyid Quthub rahimahullah pokok-pokok kekafiran, ilhad dan kezindiqkan; berpaham wahdatul wujud, berpaham Al Qur’an makhluk, membolehkan bagi selain Allah untuk membuat hukum, ghuluwnya dalam mengagungkan shifat Allah ta’ala, tidak menerima hadits-hadits mutawatir, membuat keraguan perihal urusan-urusan aqidah yang wajib dipastikan, mengkafirkan seluruh masyarakat… serta judul-judul yang merinding darinya kulit orang-orang yang beriman. Dan anda menyayangkan keadaan ‘ulama kaum muslimin diseluruh belahan bumi yang tidak mengingatkan terhadap kesalahan-kesalahan besar yang membinasakan ini. Dan saya heran kenapa hal yang sangat merusak ini –buku-buku Sayyid Qthub rahimahullah- dapat tersebar dipasaran seperti tersebarnya (sinar) matahari, dan mayoritas mereka mengambil faidah darinya, termasuk kamu (Rabi’ Al Madkhali) dalam beberapa tulisanmu. Walau bagaimanapun di sisi ini saya mencoba menyimpulkan dengan cara penyelarasan antara judul dengan isi, maka ternyata saya mendapatkan berita didustakan oleh berita, serta akhirnya secara umum adalah judul-judul yang bersifat sentimen yang memancing pembaca biasa untuk mencela-cela Sayyid Quthub rahimahullah, dan sesungguhnya saya tidak menyukainya,  bagi saya, bagi anda dan bagi setiap muslim tempat-tempat dosa dan kenistaan, dan termasuk ketertipuan yang mengerikan adalah seseorang berbicara tentang kebaikan-kebaikan di depan orang yang dia benci dan musuhi.
2.            Saya melihat dan menemukan bahwa buku -Adlwa Islamiyyah ‘Ala ‘Aqidah Sayyid Quthub Wa Fikrihi- ini tidak memiliki metode kritik (manhajun naqdi), amanah penukilan dan keilmuan, dasar-dasar kajian ilmiyyah, haidah ilmiyyah (pengalihan masalah ilmiyyah), tidak mencerna al haq.
Adapun etika hiwar (diskusi) dan ketinggian uslub (susunan kata) serta kekuatan pemaparan maka sama sekali tidak ada dalam buku ini dan inilah buktinya:
Pertama: Saya melihat patokan dalam penukilan adalah dari buku-buku Sayyid rahimahullah dari cetakan-cetakan yang lama seperti Fie Dzhilalil Al Qur’an dan Al Adalah Al Ijtima’iyyah padahal anda mengetahui sebagaimana dalam catatan kaki hal 29 dan yang lainnya, bahwa ia memiliki cetakan-cetakan yang direvisi yang terakhir, sedangkan kewajiban sesuai dasar-dasar kritik dan amanah ilmiyyah adalah pengarahan kritikan bila terhadap teks adalah dari cetakan terakhir bagi setiap kitab. Karena apa yang ada di dalamnya berupa revisi adalah menghapuskan apa yang ada dalam cetakan-cetakan yang lalu, dan ini Insya Allah ta’ala tidak samar terhadap pengetahuan-pengetahuan dasar anda, akan tetapi mungkin saja ia adalah kekeliruan murid anda yang menghadirkan materi-materi itu kehadapan anda dan dia tidak hati-hati akan hal itu?? Dan sudah tidak samar bahwa hal seperti ini bias terjadi kepada para ahli ilmu, umpamanya kitab Al Ruh karya Ibnul Qayyim, tatkala sebagian mereka melihat apa yang dia lihat di dalamnya, maka ia berkata: Mungkin ia diawal kehidupannya dan ini juga terjadi pada bebarap kasus yang lain. Sedangkan Al Adalah Al Ijtima’iyyah adalah kitab yang paling pertama Sayyid rahimahullah tulis dalam materi kesilaman, Wallahul Musta’an.
Kedua: Sungguh kulit saya merinding saat saya membaca dalam daftar isi buku ini ucapan anda (Sayyid Quthub membolehkan bagi selain Allah untuk membuat hukum), maka saya bergegas membaca materi itu sebelum materi yang lainnya, namun ternyata saya melihat ucapan seluruhnya adalah satu nukilan untuk berbagai baris dari kitabnya Al Adalah Al Ijtima’iyyah, dan ucapannya ini tidak nyambung dengan judul yang provokatif ini. Dan taruhlah bahwa di dalamnya ada ungkapan yang seolah memberikan anggapan kesana atau yang muthlaq, maka kenapa kita menggiringnya kepada suatu yang mengkafirkan yang menyapu apa yang Sayyid rahimahullah bangun hidupnya di atasnya dan dia goreskan penanya untuknya dalam dakwah kepada tauhidullah ta’ala dalam (hukum dan tasyri) dan (dalam) penolakan pembuatan Qawanin Wadliiyyah serta penghadangan di hadapan para pelaku hal itu. Sesungguhnya Allah mencintai keadilan dan obyektifitas dalam segala sesuatu, dan saya tidak memandang anda Insya Allah kecuali dalam sikap kembali kepada keadilan dan inshaf (obyektifitas).
Ketiga: Dan diantara judul-judul yang bersifat provokatif adalah ucapan anda bahwa Sayyid Quthub berpaham wahidatul wujud sesungguhnya dalam tafsir surat Al Hadid dan Al Ikhlas, dan ini telah dijadikan patokan dalam penyandaran pendapat wihdatul wujud kepadanya. Dan anda telah bagus saat menukil ucapannya dalam tafsir surat Al Baqoroh berupa bantahannya yang jelas lagi tegas terhadap pemikiran wihdatul wujud, dan diantaranya ucapan dia: <> dan saya menambahkan anda bahwa dalam kitabnya; Muqawwimat At Tashawwur Al Islamiy terdapat bantahan yang memuaskan terhadap para penganut paham wihdatul wujud. Oleh sebab itu maka kami mengatakan semoga Allah mengampuni Sayyid pada ucapannya yang mutasyabih yang ia cenderung di dalamnya dengan sebab uslub yang memuat banyak ungkapan di dalamnya…. Dan suatu yang mutasyabih itu tidak bisa melawan teks yang tegas lagi pasti dari ucapannya, oleh sebab itu saya mengharap untuk bersegera menghapus pengkafiran secara halus terhadap Sayyid rahimahullah, dan sesungguhnya saya mengkhawatirkan dirimu.
Keempat: Dan disini saya katakan kepada anda yang mulia dengan penuh kejelasan sesungguhnya engkau di bawah judul-judul ini; Penyelisihannya dalam tafsir Laa Ilaaha Illallaah terhadap ‘ulama dan ahli bahasa serta ketidak jelasan Rububiyyah dan Uluhiyyah pada Sayyid, saya katakan wahai saudara tercinta, bahwa anda telah menghempaskan tanpa ketelitian semua apa yang ditetapkan Sayyid rahimahullah berupa pilar-pilar tauhid dan konsekuensi-konsekuensinya serta keharusan-keharusannya yang telah menjadi ciri yang nampak jelas dalam kehidupannya yang panjang, maka semua apa yang anda utarakan digugurkan dengan satu kalimat, yaitu bahwa tauhidullah dalam hukum dan tasyri adalah termasuk konsekuensi kalimah tauhid, dan Sayyid rahimahullah banyak menekankan kepada hal ini karena ia melihat kelancangan yang amat busuk terhadap pengguguran tahkim syariat Allah dari peradilan dan yang lainnya serta penempatan qawanin wadl’iyyah sebagia pengganti dari syari’at. Dan tidak ragu lagu bahwa ini (pengguguran tahkim syariat Allah) adalah kelancangan yang besar yang tidak pernah dialami oleh umat Islam dalam perjalanannya yang panjang sebelum tahun 1342 H.
Kelima: Dan diantara daftar isi; Pernyataan Sayyid bahwa Al Qur’an itu makhluk dan bahwa firman Allah adalah ungkapan dari keinginan... Tatkala saya merujuk kepada lembaran-lembaran tersebut ternyata saya tidak menemukan satu huruf pun yang dengannya Sayyid rahimahullah tegas mengatakan Al Qur’an makhluk, bagaimana terjadi sikap mempermudah menuduh dengan tuduhan mukaffirat ini. Sesungguhnya ucapan paling parah yang saya lihat padanya adalah pemelaran dalam uslub, seperti ucapannya: “...akan tetapi mereka tidak kuasa menyusun darinya –yaitu huruf-huruf yang terputus-putus– kitab seperti ini karena ia adalah berasal dari buatan Allah bukan dari buatan manusia”. Dan ia adalah ungkapan yang tidak ada keraguan dalam kekeliruannya, akan tetapi apakah lewat ucapan itu kita memvonis bahwa Sayyid mengatakan ucapan kekafiran ini (Al Qur’an makhluk). Ya Allah sesungguhnya saya tidak mampu menanggung tanggung jawab hal itu, dan hal ini telah mengingatkan saya dengan ucapan Syaikh Muhammad Abdul Kholiq Adhimuh rahimahullah dalam muqaddimah kitabnya “Diraasaat Fi Uslahil Qur’anil Karim” yang dicetak dengan restu Universitas Islam Imam Muhammad Ibnu Saud, maka apakah kita menuduh semua dengan keyakinan Al Qur’an makhluk, tidak sama sekali.
Dan apa yang telah saya katakan di atas sejauh dari sisi isi dirasa cukup dan inilah yang penting.
Dan dari sisi-sisi lain saya beri catatan-catatan berikut ini:
1.      Tulisan asli tangan kitab ini -Adlwa Islamiyyah ‘Ala ‘Aqidah Sayyid Quthub Wa Fikrihi-  berkisar pada 161 halaman, dan ia adalah tulisan tangan yang berbeda-beda, dan saya tidak mengetahui darinya satu halamanpun bahwa itu aalah tulisan anda sendiri seperti biasanya, kecuali bila memang tulisan anda berbeda-beda, atau tersamar atas saya, atau bisa jadi sejumlah mahasiswa ditugaskan untuk mengoreksi kitab-kitab Sayyid Quthub rahimahullah kemudian setiap mahasiswa mengeluarkan apa yang nampak dihadapannya di bawah bimbingan anda, atau dengan dikte anda. Oleh sebab itu, saya tidak bisa memastikan dari penyandarannya kepada anda kecuali apa yang anda tulis di atas alur kebiasaan susunan anda. Dan ini cukup bagi saya dalam pencarian kepastian perihal diri anda yang mulia.
2.      Walaupun tulisan-tulisan itu beraneka ragam akan tetapi sesungguhnya kitab ini dari awal sampai akhir berjalan di atas satu alur yaitu dengan nafas yang penuh amarah dan pengobaran emosi yang terus menerus serta terkaman terhadap nash (teks) sampai terlahir darinya kesalahan-kesalahan yang besar, terburu buru dalam menyimpulkan yang mungkin saja salah dan ucapan yang mutasyabih sebagai tempat kepastian yang tidak menerima bantahan…. Dan ini adalah pelanggaran terhadap metode pengkritikan: Al Haidah Al Ilmiyyah.
3.      Dari sisi bentuk ungkapan bila dibandingkan antara ia dengan uslub Sayyid rahimahullah, maka uslub kitab itu turun ke bawah sedangkan Sayyid sangat tinggi. Dan bila kami menganggapnya berasal dari diri anda yang mulia maka ia adalah uslub i’dadiy (ungkapan anak I’dad Lughawiy) yang tidak pantas muncul dari pencari ilmu yang telah meraih gelar doktoral. Harus ada kesepadanan kemampuan dalam dzauq adabiy (perasaan yang bersifat sastra bahasa), kemampuan terhadap balaghul dan bayan, serta baiknya pemaparan. Dan kalau tidak maka pecahkan saja penanya.
4.      Sungguh uslub pengobaran emosi dan kecemasan telah mendominasi sehingga mengalahkan metode keilmuan yang bersifat kritikan, dan oleh sebab itu bantahan ini kehilangan etika diskusi.
5.      Dalam buku ini dari awal sampai yang ada hanyalah serangan, emosional dan kesempitan dalam ungkapan, maka kenapa ini…?
6.      Buku ini menggeliatkan hizbiyyah yang baru yang menumbuhkan pada jiwa para pemuda kecenderungan pemikiran untuk mengharamkan pada suatu kesempatan dan kebalikannya pada kali yang lain dan bahwa ini adalah bid’ah dan itu ahli bid’ah, dan ini adalah kesesatan dan itu orang yang sesat, sedangkan tidak ada bukti yang cukup untuk membuktikan. Dan ia melahirkan sikap kepongahan tadayyun (merasa paling taat) dan merasa lebih tinggi seolah seseorang saat melakukan perbuatannya ini meletakkan beban dari punggunya yang mana dia telah merasa lega dari beban membaranya, dan bahwa ia menyelamatkan umat dari keterpurukan jurang, serta bahwa ia dalam pertimbangan orang lain telah melingkar dalam sikap wara’ dan ghirah terhadap batasan-batasan syari’at yang suci. Dan ini tanpa ada pelurusan yang pada hakikatnya adalah penghancuran, dan bila dianggap sebagai pembangunan bangunan yang tinggi maka sebenarnya ia itu sedang menuju kepada keterjatuhan terus terhempas rata dibawa angin yang kencang.
Ini adalah enam ciri yang dimiliki kitab ini -Adlwa Islamiyyah ‘Ala ‘Aqidah Sayyid Quthub Wa Fikrihi- sehingga ia menjadi tidak indah. Ini adalah yang nampak bagi saya sesuai permintaan anda, dan saya mohon maaf dari keterlambatan jawaban, karena saya sebelumnya tidak memiliki perhatian untuk membaca buku-buku orang ini -Sayyid Quthub rahimahullah- meskipun ia banyak di tangan manusia, akan tetapi dahsyatnya apa yang anda sebutkan telah mendorong saya untuk membaca berkali-kali pada hampir seluruh buku-bukunya, ternyata saya mendapatkan di dalam kitab-kitabnya kebaikan yang banyak, keimanan yang cerah dan kebenaran yang terang serta uraian yang membongkar tipu daya musuh terhadap Islam, di atas kekeliruan-kekeliruan dalam penguraian ucapan-ucapannya dan penuturan ungkapan-ungkapannya yang andaikata saja dia tidak mengucapkannya. Dan banyak dari kekeliruan tersebut digugurkan oleh ucapannya yang haq di tempat lain, sedangkan kesempurnaan itu amat sukar, dan Sayyid itu asalnya adalah seorang sastrawan yang kritis, kemudian beralih kepada pengabdian terhadap Islam lewat Al Qur’an Al Karim, As Sunnah yang agung dan Sirah Nabawiyyah yang harum, maka terjadilah apa yang terjadi berupa sikap-sikap terhadap permasalahan zamannya, dan ia bersikukuh di atas sikapnya di jalan Allah ta’ala, dan membuka lehernya dan diminta darinya untuk menggoreskan dengan penanya ungkapan permintaan maaf, dan dia mengucapkan ungkapannya yang masyhur: “Sesungguhnya jari yang saya angkat untuk syahadat saya tidak akan menulis dengannya ungkapan yang menggugurkan syahadat itu…“ atau ungkapan serupa itu.
Maka hal yang wajib atas semua itu adalah memohonkan ampunan baginya, mengambil faidah dan ilmunya di dalamnya, serta menjelaskan apa yang sudah kita pastikan kekeliruannya di dalamnya, sedangkan keseluruhan dari itu tidak mengharuskan diri kita menghalangi diri dari ilmunya dan menjauhi kitab-kitabnya. Anggaplah keadaan dia –semoga Allah membimbingmu– seperti keadaan generasi terdahulu yang telah lalu semacam Abu Ismail Al Harawiy dan Al Jailaniy, bagaimana Ibnu Taimiyyah membela-bela keduanya padahal keduanya memiliki kekeliruan yang fatal, karena hukum asal pada jalan keduanya adalah membela Al Islam dan As Sunnah, dan silakan baca Manazilus Saairin karya Al Harawiy rahimahullah pasti engkau melihat banyak keanehan yang tidak mungkin diterima, namun demikian Ibnul Qayyim rahimahullah sebagaimana terdapat di dalam syarahnya Madarijus Salikin mencarikan udzur dengan sangat baginya dan tidak menuduhnya di dalamnya. Dan saya telah menjabarkan dalam kitab “Tashafun Naas Baina Adh Dhami Wal Yaqin” apa yang mudah saya kumpulkan berupa kaidah-kaidah yang baku dalam hal itu.
Dan di akhir, sesungguhnya saya menasehati Fadhlatul Akh Fillah (Rabi’ Al Madkhali) agar mengurungkan niat dari mencetak buku “Adlwaa Islamiyyah” ini dan tidak boleh menyebarkan dan mencetaknya karena di dalamnya terdapat sikap aniaya yang dahsyat dan pelatihan yang kuat bagi para pemuda umat ini untuk mencela-cela para ‘ulama, mencerca mereka dan menjatuhkan derajat mereka serta menjauhi kebaikan-kebaikan mereka. Dan maafkan saya –semoga Allah memberkati anda– bila saya telah keras dalam ungkapan, karena itu adalah dengan sebab apa yang saya lihat berupa sikap aniaya anda yang sangat dan rasa khawatir saya terhadap anda serta keinginan anda yang sangat untuk mengetahui apa yang ada pada saya perihal hal itu. Pena telah menggoreskan apa yang telah lalu, semoga Allah meluruskan langkah-langkah kita. Wassalamu’alaikum wa rahmatullah wa barakatuh…
Saudaramu Bakr Abu Zaid

Maka apa ucapan Al Madkhali dan bantahannya terhadap ucapan ilmiyyah yang kokoh ini...???
Sesungguhnya ucapannya itu serupa dengan celaan orang-orang Yahudi kepada Abdullah Ibnu Salam tatkala mengajak mereka untuk mengikuti Al Haq dan Al Islam, yaitu ucapan mereka tentang Ibnu Salam sebelumnya; “...orang yang paling baik diantara kami dan anak orang yang paling baik diantara kami...”.
Maka setelah pengagungan, penghormatan, pemulian dan pujian yang dilontarkan Al Madkhali bagi Syaikh Bakr Abu Zaid agar dia mendapatkan darinya dukungan dan pujian terhadap celaan-celaannya pada Sayyid. Engkau melihatnya mengatakan tentang Syaikh Bakr Abu Zaid –tatkala meleset dugaannya dan putus asa dari dukungannya serta sampai kepadanya surat ini-: “Sesungguhnya dia termasuk anshar berbagai bid’ah dan pengayomnya, dan dia membela ahli bid’ah dan kebatilan, serta hatinya sakit dengan hawa nafsu” (Al Nadhul Fashil Fir Raddi ‘Ala Bakr Abu Zaid) karya Robi’ Al Madklaliy hal 5 dan hal 98.
Dan ketahuilah bahwa masalahnya tidak berhenti bersama kaum mariqah yang sesat dari kalangan Jamiyyah dan Madkhaliyyah serta orang yang berjalan di atas jalan mereka itu pada sikap membantu para thaghut yang mereka anggap -dengan kesesatan mereka- sebagai para pemimpin yang muslim; terhadap seteru-seteru mereka dari kalangan du’at, ‘ulama dan mujahidin, akan tetapi masalahnya melampuai hal itu yaitu kepada suatu lebih buruk dari itu. Di mana saat kaum salabis Amerika dan yang lainnya memasuki Jazirah Arab pada perang Teluk, dan Doktor Safar Al Hawaliy berkata: “Sesungguhnya Bath adalah musuh kita saat ini, adapun Amerika dan Romawi (yaitu Barat) merekalah musuh hingga hari kiamat...”, mulailah Muhammad Aman Al Jamiy mengarahkan serangannya terhadap Doktor Safar, dia dendam terhadapnya karena tulisannya dan sikap-sikapnya terhadap tragedi-tragedi ini, sampai pada tahap dia menganggapnya sesat, fasiq dan mencacinya, dia dan Syaikh Salman Al Audah, padahal sesungguhnya Bath dan para thaghutnya sebelum perang Teluk itu adalah tergolong kekasih tercinta para Thaghut Al Jamiy dan tergolong teman dekat para penguasanya yang mana mereka membantunya, menyokongnya dan mendukungnya dengan segala bantuan dan dukungan pada perang mereka melawan Iran serta mereka –para thaghut Al Kamiy- memalingkan pandangan dari permusuhan Bath Iraq terhadap Islam dan muslimin serta penyembelihan mereka terhadap orang-orang Islam di Irak dan Kurdistan. Namun saat itu para pengusung Bath menurut dinasti Saud...!!! dan kaki tangannya belumlah kafir dan mulhid...!!! Dan mereka hanya menjadi seperti itu dan kafir saat para thaghut dinasti Saud dan dinasti Saud ingin mengkafirkan mereka.[10]
Orang-orang sesat itu, pada saat itu tidak merasa cukup dengan sikap membela-bela para thaghut pemerintah, akan tetapi mereka melesat dengan cepat membela-bela sekutu-sekutu thaghut itu dari kalangan salibis, dan memuji mereka bahkan mendoakan bagi mereka, sampai-sampai para khatib mereka berkicau di atas mimbar Masjidil Haram seraya mengatakan: “Semoga Allah memberikan Amerika balasan yang baik dari kami...!!!” Dan disisi yang berlawanan dengan ini engkau melihat mereka mengarahkan serangannya terhadap kaum muwahhidin, menjulurkan lidah mereka kepada para du’at yang menentang sikap koalisi bersama salibis dan meminta pertolongan mereka, orang-orang sesat itu menghalalkan darah orang-orang yang menjihadi mereka, mendukung para penguasa thaghut, serta membantu para thaghut itu untuk membunuh dan menghukum mati mereka, sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya dalam syair Al Madkhaliy.
Sungguh mereka telah melampaui Khawarij yang sesat dalam kesesatan dan keterpurukan mereka ini, karena Khawarij terdahulu, para amir mereka dan para pemimpin mereka tidak memandang boleh berkoalisi dengan orang-orang Romawi dan orang-orang kafir serta memberikan bantuan kepada mereka atas kaum muslimin dan muwahhidin, akan tetapi hal ini muncul dari kelompok-kelompok yang busuk ini dizaman ini.
Allah-lah tempat meminta pertolongan dan Dia subhanahu wa ta’ala lah yang dimohon agar menyiapkan bagi dien ini kebaikan urusannya yang di dalamnya Dia memuliakan orang-orang yang taat kepada-Nya dan Dia hinakan orang-orang yang maksiat kepada-Nya, serta Dia kekang orang-orang zindiq dan munafiq di dalamnya.
Semoga shalawat dan salam Allah limpahkan kepada Nabi kita Muhammad salallahu ‘alaihi wa salam, keluarganya dan para sahabat semuanya.

Dikumpulkan oleh
Abu Muhammad ‘Ashim Al Maqdisiy
-Semoga Allah menjaga dan membebaskannya-


Penterjemah berkata:
Selesai pagi Jum’at 9 Dzulhijjah 1427 H di Sijn Bandung





[1] Bila masih ragu dan ingin mengetahui, maka lontarkan pertanyaan ini: “Apa hukum loyalitas kepada Pemerintah Indonesia? Apakah pemerintah ini sah? Bolah tidak memeranginya?” tanyakan kepada: Yazid Jawwas di Bogor, Abdul Hakim Abdat di Jakarta, Khalid Syamhudi di Solo, Abu Nida di Yogyakarta, Abu Haidar di Bandung, Ja’far Sholeh di Depok, Muhammad Assewed di Cirebon, Dzulqornain di Sulawesi, Dzul Akmal di Riau, Zainal Abidin di Cileungsi, dan lainnya...!!! (pent.)
[2] Dikeluarkan Al Bukhariy secara mu’allaq dalam 1 bab Qatlil Khawarij wal Mulhidin dari Kitab Istitabatil Murtaddin, dan Al Hafidh berkata dalam Al Fath: Dimaushulkan oleh Ath Thabariy dalam Musnad Ali dari Tahdzibil Aatsar dan sanadnya shahih
[3] Dia maksudkan Nayef Ibnu Abdil Aziz Mendagri Saudi
[4] Ali Al Halabiy dan beberapa kawannya kerap kali datang ke Indonesia, pernah memberikan daurahnya di Al Irsyad Surabaya dan pernah di Masjid Istiqlal Jakarta. Saya sendiri pernah diundang hadiri daurahnya di Surabaya sewaktu saya masih berada di Ash Shofwah tapi saya tidak hadir. Dia banyak digandrungi Ustadz-ustadz salafi maz’um dan anak muridnya, dan diantara pengagum beratnya adalah Yazid Jawwas (Bogor), Abdul Hakim Abdat (Jakarta) dan banyak para tokoh Murji’ah Jahmiyyah lainnya yang mengaku salafi. (pent.)
[5] Jawaban ini bisa dicek dalam kaset dengan suara Al Halabiy yang berjudul Pelajaran Kesebelas dari Syarhus Sunnah karya Al Imam Al Barbahari dengan tanggal 30 Jumadil  Ula 1717 H
[6] Dan ini adalah kebiasaan penganut aliran ini, mereka menuduh orang-orang yang menyelisihi mereka sebagai orang yang mengada-adakan dusta atas nama mereka namun alangkah cepatnya Allah mempermalukan mereka dimana dia menampakkan bahwa merekalah yang tukang dusta dan manipulasi, serta sesungguhnya tepat sekali bagi mereka suatu peribahasa lempar batu sembunyi tangan…. Dan termasuk jenis ini perbuatan Al Halabiy sendiri, dimana telah terbukti darinya bahwa ia berkata: (Salafiyyah kami lebih kuat dari Salafiyyah Al Albaniy), terus tatkala dikatakan kepadanya: “Sesungguhnya sebagian manusia mengatakan tentang anda bahwa anda telah berkata: Salafiyyah kami lebih kuat dari Salafiyyah Al Albaniy; maka dia berkata dengan sikap tidak punya rasa malu yang tiada tandinganya: “Maha Suci Engkau Ya Allah, ini adalah dusta yang amat besar...”!!! Perhatikan, padahal sesungguhnya kaset itu ada dengan suaranya, dan telah dikumpulkan oleh Doktor Abdurrezzaq Asy Syayijiy untuk menjelaskan kontradiksi sikap Robi.
[7] Pertanyaan dan jawaban ini bisa dicek juga di kaset, dan lihat bantahan kami terhadap sebagian manipulasi Al Halabiy dalam kitab kami Tabshirul ‘Ugala Bi Talbiset Ahlit Tajahhum Wal Irja (sudah diterjemahkan)
[8] Buku ini sudah diterjemahkan oleh para pengekornya di Solo (Pent.)
[9] Saya telah mengisyaratkan kepada manipulasi Robi’ sejak 14 tahun yang lalu dalam catatan kaki kitab saya Mi’zanul I’tidal Fi Taqyim Kitab Al Maurid Az Zallal… Adapun Al Halabiy maka saya telah mengingatkan kepada pengekor dia kepada gurunya dalam hal ini dalam penjelasan manipulasi-manipulasi, talbis-talbis serta permainannya dengan agama Allah dalam kitab saya Tabshirul Uqala & Talbisat Ahlit Tajahhum Wal Irja
[10] Al Masyruu Al Ishlahiy Fis Su’udiyyah hal 12, dinukil dari kitab (Tanqihul Manhaj Min Bida’il Khawarij). Dan saya telah memakainya sebagai pembantu dalam banyak tempat, sebagaimana saya meminta bantuan dengan khabar-khabar dari Ikhwan kami yang terpercaya di kawasan Teluk dan Maghrib (kawasan barat dunia Islam)

Leave a Reply

    close
    Banner iklan disini

    Kunjungan Anda

    Total Tayangan Halaman