Islam adalah satu-satunya agama yang benar dan
satu-satunya agama yang diridhai Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Satu-satunya agama yang benar :
قَاتِلُوا الَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَلَا بِالْيَوْمِ الْآخِرِ
وَلَا يُحَرِّمُونَ مَا حَرَّمَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ وَلَا يَدِينُونَ دِينَ الْحَقِّ مِنَ الَّذِينَ
أُوتُوا الْكِتَابَ حَتَّى يُعْطُوا الْجِزْيَةَ عَنْ يَدٍ وَهُمْ صَاغِرُونَ
“Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada
Allah dan tidak (pula) kepada hari kemudian dan mereka tidak mengharamkan apa
yang telah diharamkan oleh Allah dan Rasul-Nya dan tidak beragama dengan agama
yang benar (agama Allah), (yaitu orang-orang) yang diberikan Al Kitab kepada
mereka, sampai mereka membayar jizyah dengan patuh sedang mereka dalam keadaan
tunduk.” (At-Taubah: 29)
إِنَّ الدِّينَ
عِنْدَ اللَّهِ الْإِسْلَام
“Sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi Allah
hanyalah Islam.” (Ali Imran : 19)
Maka agama selain Islam seluruhnya tidak diterima
Allah ta’ala dan setiap pemeluknya akan merugi di akherat kelak, dan akan dimasukkan
ke dalam neraka jahannam, selama-lama kekal abadi di dalamnya.
وَمَنْ يَبْتَغِ
غَيْرَ الْإِسْلَامِ دِينًا فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الْآخِرَةِ مِنَ
الْخَاسِرِينَ(85)
“Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka
sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat
termasuk orang-orang yang rugi.”
(Q.S Ali Imran : 85)
إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ أَهْلِ
الْكِتَابِ وَالْمُشْرِكِينَ فِي نَارِ جَهَنَّمَ خَالِدِينَ فِيهَا أُولَئِكَ
هُمْ شَرُّ الْبَرِيَّةِ
“Sesungguhnya orang-orang kafir yakni ahli Kitab
dan orang-orang musyrik (akan masuk) ke neraka Jahannam; mereka kekal di
dalamnya. Mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk.”.(Q.S Al-Bayyinah: 6)
dan lain sebagainya.
Dengan demikian yang meyakini dan mengatakan bahwa semua agama sama, atau
semua agama mengajarkan kebaikan, atau semua pemeluk agama yang taat kepada
agamanya akan masuk surga, atau mengakui bahwa ada agama yang benar selain
Islam, dan sebagainya, ucapan-ucapan dan keyakinan-keyakinan seperti ini adalah
bertentangan dengan syariat Islam, agama Islam hanya mengakui keberadaan
agama-agama itu, tetapi sama sekali tidak membenarkannya, Islam membolehkan
kepada pemeluknya untuk berinteraksi dan bertoleransi dengan pemeluk-pemeluk
agama lain selama tidak bertentangan dengan ketentuan-ketentuan syariat, segala
bentuk toleransi yang menyelisihi syariat apalagi yang berhubungan dengan
I’tiqod dan masalah-masalah prinsip, maka tidak boleh dilakukan sama sekali.
Memang ada sebagian dari ajaran agama-agama selain
Islam menyamai dengan ajaran Islam
misalnya, melarang pemeluknya melakukan fahsya’ (berbuat keji, seperti, zina,
homo, liwath, lesbian dan sebagainya), kecuali agma yang ternista dan terburuk
yang ada di muka bumi, yaitu agama kafir barat (sekulerisme dan demokrasi),
yang tidak melarang perbuatan fahsya’. Meskipun ada kesamaan dalam hal-hal
tertentu dengan Islam, tidak berarti sama dan serupa, sebab disana terdapat
perbedaan yang paling prinsipal dan menentukan haq dan batilnya, dimana Islam
adalah Dienut-Tauhid (agama yang meyakini bahwasanya Allah ta’ala adalah Esa
lagi Tunggal sebagaimana firman Allah Q.S Al-Ikhlas : 1-4)
Sedangkan agama-agama lain adalah Dienusy-Syirik,
(agama yang menyekutukan Allah, artinya disamping meyakini Allah sebagai
Tuhannya, masih ada tuhan-tuhan yang selain-Nya).
Tauhid inilah yangpaling utama menentukan haq dan
batilnya suatu agama, maka agama seluruhpara Nabi a.s adalah agama yang haq
(Dienul Haq), sebab seluruhnya merupakan (Dienut-Tauhid) meskipun terdapat
perbedaan pada sebagian syariatnya, antara satu dengan yang lain, misalnya:
sholatnya, shaumnya dan sebagainya, pada syariat Nabi Muhammad saw, sebagai
Nabi terakhir dan penyempurna daripada nabi-nabi sebelumnya, orang mencuri
hukumannya dipotong tangannya, sedang pada syariat Nabi Yusuf a.s hukumannya
dijadikan sebagai budak atau hamba sahaya bagi pemilik harta yang dicurinya dan
lain sebagainya. Maka perbedaan syariat tidak menjadikan bedanya agama, oleh
karena itu seluruh agama-agama Nabi-Nabi a.s adalah sama dan seluruhnya
merupakan agama yang benar yang datang dari Allah Ta’ala. Kan tetapi yang perlu
dicatat meskipun seluruh agama nabi-nabi itu benar aqidahnya maupun
syariatnya, karena seluruhnya datang
dari Allah ta’ala, namun sesudah datangnya Nabi Muhammad saw, maka semua
syariat yang dibawa para Anbiya’ sebelumnya sudah tidak berlaku lagi, kecuali
yan gterkandung dalam syariat beliau.
Maka seandainya hari ini ada manusia yang mengikuti
salah seorang Nabi selain Nabi Muhammad saw dengan melazimi (komitmen)
mengamalkan syariatnya persis dengan yang dibawanya -dan ini mustahil-,
sedangkan mereka mendengar berita datangnya Rasulullah saw maka mereka kafir dan menjadi penghuni
neraka. Rasulullah saw bersabda,
“Demi jiwaku yang ada ditangan-Nya, tiada
seorangpun dari ummat iniyang mendengar tentang aku Yahudi ataupun Nasrani,
kemudian mati dan tidak beriman dengan apa yang aku dituiuts denganya melainkan
dia akan menjadi penghuni neraka” (H.R Imam Ahmad)
(Al-Allamah Ibnu Katsir rhm menguraikan masalah ini
dengan sejelas-jelasnya di banyak tempat di dalam tafsirnya, silakan rujuk
kepadanya antara lain dalam II/265-266, tafsir al-A’raf: 158. II/206, II/256
dls).
Sumber buku jihad jalan hidupku karangan ustad ali gufron