Dalam Al-Quran surat Al-Anfaal [8] ayat 25, Allah
SWT berfirman, "Dan peliharalah dirimu dari siksaan yang tidak hanya
menimpa orang-orang yang zalim saja di antara kalian. Dan ketahuilah
bahwa Allah amat keras siksaan-Nya."
Ayat di atas menyiratkan bahwa siksaan atau azab yang ditimpakan Allah sebagai balasan atas kezaliman yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok kecil orang tidak saja menimpa si pelaku kezaliman tetapi bisa juga menimpa orang-orang lain yang tidak bersalah atau tidak terlibat dalam kezaliman tersebut.
Orang-orang yang tidak bersalah sering harus turut menanggung penderitaan yang timbul sebagai azab atas kezaliman yang dilakukan orang lain. Dalam kasus penyebaran penyakit AIDS, misalnya, fakta mengungkapkan bahwa sebagian besar korban penularan AIDS di Indonesia justru ibu-ibu dan anak-anak yang sama sekali tidak pernah melakukan perbuatan yang berisiko tinggi terkena AIDS.
Ibu-ibu tersebut tertular AIDS dari suami-suami mereka sendiri dan kemudian melanjutkan penularannya kepada anak-anak mereka.Dalam Malam Renungan AIDS Nasional 2010 di Lapangan Taman Silang Monas Jakarta Pusat pada hari Sabtu malam tanggal 12 Juni 2010, lalu Ibu Nafsiah Mboi, Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS Nasional (yang dibentuk berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 75 Tahun 2006), menyatakan bahwa delapan puluh persen penderita HIV/AIDS adalah istri-istri baik-baik yang tertular AIDS lewat suami-suami mereka yang berpetualang seks di luar rumah tanpa berkondom.
Lebih menyedihkan lagi jika melihat bayi-bayi dan anak-anak yang tertular AIDS karena perbuatan ayah-ayah mereka yang tidak bertanggung jawab. Bayangkan, jiwa-jiwa suci tanpa dosa itu sudah harus menanggung penderitaan berat ketika mereka baru saja memulai hidup. Contoh lain bisa kita dapatkan dari banyaknya orang yang meninggal atau menderita penyakit karena menjadi perokok pasif. Dalam laporannya, Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organisation (WHO) menyatakan bahwa jumlah kematian akibat merokok pasif adalah sekitar 600.000 orang per tahun.
Sementara, jumlah penderita penyakit akibat merokok pasif, walaupun tidak dapat disebutkan secara spesifik, bisa dipastikan mencapai jutaan orang jika dibandingkan dengan jumlah kematian di atas dan tingkat konsumsi rokok saat ini. Korupsi dan eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan adalah bentuk kezaliman lain yang berakibat serupa. Para pelakunya mendapatkan "kenikmatan" dan "kemakmuran" di atas penderitaan masyarakat banyak.
Contoh lain dalam skala global adalah kemiskinan global yang timbul sebagai akibat dari pendistribusian kemakmuran dunia yang tidak proporsional. Sebagai ilustrasi, 20 negara terkaya di dunia menguasai lebih dari 60% kekayaan dunia, sedangkan jumlah seluruh penduduk kedua puluh negara tersebut tidak lebih dari 20% jumlah seluruh penduduk dunia.Meskipun banyak pihak menyatakan prihatin atas ketimpangan yang tajam ini, belum banyak tindakan nyata yang telah diambil untuk mengatasinya. Sejumlah negara tampak masih enggan untuk berbagi.
Mereka mengemukakan berbagai alasan dan pertimbangan, antara lain karena mereka perlu mempertahankan tingkat kemakmuran dan kesejahteraan mereka sendiri. Proporsionalitas pendistribusian kekayaan (kemakmuran) sebenarnya telah diamanatkan oleh Allah dalam Al-Quran surat Al-Hasyr [59] ayat 7.Dalam ayat tersebut, Allah memerintahkan pembagian harta rampasan kepada semua orang yang berhak supaya harta itu tidak beredar di antara orang-orang kaya saja di antara masyarakat.
Beberapa abad kemudian, Francis Bacon (1561-1626), filsuf Inggris, memberikan pernyataan yang menegaskan amanat Al-Quran tersebut: "Above all things, good policy is to be used so that the treasures and monies in a state be not gathered into a few hands. Money is like muck, not good except it be spread." (Terjemahan bebasnya: "Di atas segalanya, kebijakan yang baik harus diterapkan sehingga perbendaharaan harta dan uang di satu negara tidak dikuasai oleh segelintir anggota masyarakat. Uang itu seperti pupuk kandang, tidak baik kecuali jika disebarkan.").
Contoh-contoh di atas sekedar memberi gambaran betapa azab Allah atas kezaliman yang dilakukan oleh sekelompok orang bisa saja menimpa orang-orang lain yang tak bersalah. Sebagai orang yang beriman, kita perlu selalu mawas diri dan memohon perlindungan kepada-Nya agar kita senantiasa terhindar dari kezaliman dan tidak termasuk dalam golongan orang-orang yang zalim.
Ayat di atas menyiratkan bahwa siksaan atau azab yang ditimpakan Allah sebagai balasan atas kezaliman yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok kecil orang tidak saja menimpa si pelaku kezaliman tetapi bisa juga menimpa orang-orang lain yang tidak bersalah atau tidak terlibat dalam kezaliman tersebut.
Orang-orang yang tidak bersalah sering harus turut menanggung penderitaan yang timbul sebagai azab atas kezaliman yang dilakukan orang lain. Dalam kasus penyebaran penyakit AIDS, misalnya, fakta mengungkapkan bahwa sebagian besar korban penularan AIDS di Indonesia justru ibu-ibu dan anak-anak yang sama sekali tidak pernah melakukan perbuatan yang berisiko tinggi terkena AIDS.
Ibu-ibu tersebut tertular AIDS dari suami-suami mereka sendiri dan kemudian melanjutkan penularannya kepada anak-anak mereka.Dalam Malam Renungan AIDS Nasional 2010 di Lapangan Taman Silang Monas Jakarta Pusat pada hari Sabtu malam tanggal 12 Juni 2010, lalu Ibu Nafsiah Mboi, Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS Nasional (yang dibentuk berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 75 Tahun 2006), menyatakan bahwa delapan puluh persen penderita HIV/AIDS adalah istri-istri baik-baik yang tertular AIDS lewat suami-suami mereka yang berpetualang seks di luar rumah tanpa berkondom.
Lebih menyedihkan lagi jika melihat bayi-bayi dan anak-anak yang tertular AIDS karena perbuatan ayah-ayah mereka yang tidak bertanggung jawab. Bayangkan, jiwa-jiwa suci tanpa dosa itu sudah harus menanggung penderitaan berat ketika mereka baru saja memulai hidup. Contoh lain bisa kita dapatkan dari banyaknya orang yang meninggal atau menderita penyakit karena menjadi perokok pasif. Dalam laporannya, Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organisation (WHO) menyatakan bahwa jumlah kematian akibat merokok pasif adalah sekitar 600.000 orang per tahun.
Sementara, jumlah penderita penyakit akibat merokok pasif, walaupun tidak dapat disebutkan secara spesifik, bisa dipastikan mencapai jutaan orang jika dibandingkan dengan jumlah kematian di atas dan tingkat konsumsi rokok saat ini. Korupsi dan eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan adalah bentuk kezaliman lain yang berakibat serupa. Para pelakunya mendapatkan "kenikmatan" dan "kemakmuran" di atas penderitaan masyarakat banyak.
Contoh lain dalam skala global adalah kemiskinan global yang timbul sebagai akibat dari pendistribusian kemakmuran dunia yang tidak proporsional. Sebagai ilustrasi, 20 negara terkaya di dunia menguasai lebih dari 60% kekayaan dunia, sedangkan jumlah seluruh penduduk kedua puluh negara tersebut tidak lebih dari 20% jumlah seluruh penduduk dunia.Meskipun banyak pihak menyatakan prihatin atas ketimpangan yang tajam ini, belum banyak tindakan nyata yang telah diambil untuk mengatasinya. Sejumlah negara tampak masih enggan untuk berbagi.
Mereka mengemukakan berbagai alasan dan pertimbangan, antara lain karena mereka perlu mempertahankan tingkat kemakmuran dan kesejahteraan mereka sendiri. Proporsionalitas pendistribusian kekayaan (kemakmuran) sebenarnya telah diamanatkan oleh Allah dalam Al-Quran surat Al-Hasyr [59] ayat 7.Dalam ayat tersebut, Allah memerintahkan pembagian harta rampasan kepada semua orang yang berhak supaya harta itu tidak beredar di antara orang-orang kaya saja di antara masyarakat.
Beberapa abad kemudian, Francis Bacon (1561-1626), filsuf Inggris, memberikan pernyataan yang menegaskan amanat Al-Quran tersebut: "Above all things, good policy is to be used so that the treasures and monies in a state be not gathered into a few hands. Money is like muck, not good except it be spread." (Terjemahan bebasnya: "Di atas segalanya, kebijakan yang baik harus diterapkan sehingga perbendaharaan harta dan uang di satu negara tidak dikuasai oleh segelintir anggota masyarakat. Uang itu seperti pupuk kandang, tidak baik kecuali jika disebarkan.").
Contoh-contoh di atas sekedar memberi gambaran betapa azab Allah atas kezaliman yang dilakukan oleh sekelompok orang bisa saja menimpa orang-orang lain yang tak bersalah. Sebagai orang yang beriman, kita perlu selalu mawas diri dan memohon perlindungan kepada-Nya agar kita senantiasa terhindar dari kezaliman dan tidak termasuk dalam golongan orang-orang yang zalim.
Wallahu;alam