Allah mentakdirkan Nabi pilihannya buta huruf adalah supaya menambah keyakinan bahwa al-Qur;an bukan jiplakan atau karangan manusia, coba saja Rasulullah pintar membaca pasti banyak yang mengatakan kalau Nabi Muhammad terinpirasi dari karangan ini itu untuk membuat al-Quran, padahal al-Quran itu Firman Allah bukan perkataan manusia. karena begitu saja masih saja ada yang membantah kebenaran al-Quran sebagai firman Tuhan. bukan hanya ada sangat banyak dan tak terhingga.
Karena beliau tidak mampu baca tulis, beliau
mengangkat beberapa orang sahabat sebagai juri tulis. Rasulullah tidak
dapat membaca, sehingga ketika Al Quran turun ia benar-benar dapat
ditampilkan sebagai mukjizat. Mukjizat yang menunjukkan Muhammad
benar-benar Nabi yang diutus Allah SWT. Dalam penalaran awam, tidak
mungkin seorang yang buta huruf mampu menghasilkan karya tulis yang
sangat indah. Pasti karya itu Sang Maha Pencipta.
Rasulullah
seorang buta huruf, sebagian besar kami tidak peduli status itu. Namun
jika pernyataan itu dicerna lebih dalam, muncul pertanyaan besar atau
malah beban besar. Aku pasti malu jika menyatakan ayahku buta huruf,
bahkan aku rela berbohong untuk menyatakan ayahku tidak buta huruf.
Namun sosok uswatun hasanah, diidolakan milyaran orang, ditunggu
syafaatnya di Hari Akhir ternyata person yang buta huruf. Apakah kita
harus malu? Apa yang harus kita jawab saat seseorang menanyakan
konfirmasi kepada kita ”Lho,nabimu buta huruf tho?” Apa jawaban kita?
Atau perlukah kita menutupi status buta huruf tersebut?
Kita
telaah kembali jejak-jejak sang idola. Kita cari ikon-ikon yang dapat
kita jadikan pembelaan atau akan semakin menunjukkan bahwa sang uswatun
hasanah memang bukan tokoh sembarang tokoh. Rasulullah SAW diberi usia
sepanjang 63 tahun oleh Allah SWT. Sebuah skala waktu yang relatif tidak
jauh berbeda dengan manusia di era sekarang. Kita kenang kembali
masa-masa usia Rasulullah dan kita bandingkan dengan era kita sekarang.
Muhammad
adalah anak yatim, ayahnya meninggal semasa beliau dalam kandungan.
Ibunda pun meninggal saat beliau balita. Beliau diasuh oleh kakek
kemudian pamannya. Untuk membantu penghidupan paman, beliau menggembala
kambing hingga berdagang. Di usia 7 tahun beliau telah ikut kafilah
dagang hingga ke negara Syam. Kegiatan berdagang ini tetap ditekuni
hingga waktu yang lama. Kita lihat anak-anak kita yang berusia 7 tahun,
sebagian besar mereka masih bermanja-manja kepada orang tua. Merengek
jika minta sesuatu. Sementara Muhammad sudah berjerih payah bekerja
berdagang. Kalaupun di sekitar kita terdapat anak-anak yang sudah
berdagang, Muhammad sudah berbeda level. Muhammad bukan pedagang asongan
atau kaki lima. Muhammad adalah pedagang antar negara, jika dalam
bahasa kita sekarang, Muhammad kanak-kanak sudah merintis karir sebagai
eksportir/importir. Muhammad kanak-kanak bepergian keluar negeri untuk
bekerja, berdagang, berwirausaha. Sementara kanak-kanak kita di luar
negeri masih berarti sekedar hiburan, dolan-dolan.
Karir Muhammad
sebagai importir/eksportir terus berkembang hingga di usia remaja
beliau mampu menjadi pemimpin kafilah perdagangan. Dalam bahasa kita
sekarang, Muhammad remaja telah menjadi direktur atau manajer perusahaan
dagang. Kita tinjau sekarang, berapa banyak remaja kita telah
berprestasi sebagai direktur atau manajer perusahaan?
Ketika
Muhammad menikah di usia 25 tahun, beliau memberikan mas kawin 25 ekor
unta betina muda. AA Gym memberikan ilustrasi jika setiap ekor unta
berharga Rp. 25juta, maka mas kawin Muhammad senilai 0,5 milyar. Kita
coba ilustrasi lain, jika unta dinilai sebagai alat transport maka
seokor unta senilai sebuah mobil. Jika sebuah mobil berharga Rp.
100juta, maka mas kawin Muhammad senilai Rp.2,5milyar. Dan Muhammad
pasti masih punya unta-unta lain atau mobil-mobil lain. Pada ummat
beliau sekarang, berapa banyak seorang berusia 25 tahun dan memiliki
properti bernilai milyaran?
Muhammad pun mencatat prestasi
sebagai diplomat ulung. Beliau mampu mendamaikan perselisihan antar suku
ketika pemugaran Ka’bah dan penempatan kembali Hajar Aswad. Muhammad
mampu mencegah peperangan antar suku, ketika beliau berusia 30-an.
Kembali kita tengok sekitar kita, adakah diplomat muda berusia 30-an
yang mampu berprestasi se-cemerlang Muhammad. Mecegah peperangan dan
menciptakan perdamaian.
Muhammad telah mencatatkan
prestasi-prestasi cemerlang sebelum diangkat sebagai Rasulullah. Di usia
kanak-kanak, beliau merintis karir sebagai pedagang antar negara.
Muhammad telah sukses sebagai manajer di usia remaja hingga diplomat.
Sudah selayaknya kita sebagai umat bangga akan prestasi yang beliau
raih. Prestasi-prestasi yang hanya dapat diraih oleh tokoh jenius dan
memiliki keuletan tinggi. Lantas jika kembali datang sesorang meminta
konfirmasi ”Lho, nabimu buta huruf tho?”. Kita menyatakan dengan bangga
”Muhammad boleh saja seorang ummi (buta huruf), tapi beliau adalah
seorang super jenius”.
Selamat Ulang Tahun ya, Muhammad. Rindu kami padamu Ya Rasulullah.
Rasulullah saw, Buta Huruf Tapi Jenius
Posted by Marz on
- -
Posted in