Memang banyak versi tentang masuknya Islam ke Nusantara. Sebagian sumber
sejarah yang berasal dari kalangan orang Barat menyatakan bahwa Islam
masuk ke Indonesia pada abad XIII M, dibawa oleh orang-orang Persia dan
India. Ada pula yang menyatakan penyebar Islam berasal dari China,
sebagaimana ditulis Wal Suparmo dalam Walisanga dari China?
Namun, berbagai keterangan itu dibantah oleh para sejarawan dari
kalangan Muslim. Mereka menganggap keterangan semacam itu sengaja
disebarkan demi tujuan politis tertentu.
Seminar "Masuknya Islam
ke Indonesia" yang diselenggarakan pada 17-20 Maret 1963 di Medan jelas
membantah keterangan masuknya Islam dibawa dari Persia, India, atau
China. Seminar yang dihadiri sejumlah ulama dan ahli sejarah ternama itu
menyimpulkan bahwa Islam masuk untuk pertama kali ke Indonesia melalui
pesisir Sumatera pada abad pertama Hijriah, langsung dari negeri Arab.
Keterangan
seperti ini diperkuat oleh sejumlah besar ahli sejarah, dari kalangan
Islam maupun para peneliti dari Barat. Antara lain, L.W.C. Van den Berg
dalam bukunya, Le Hadramaut et les Colonies des Arabes dans l'Archipel Indien
(1886). Dalam buku itu ia menyatakan, "Adapun hasil nyata dalam
penyiaran agama Islam (ke Indonesia) adalah dari orang-orang Sayyid dan
Syarif. Dengan perantaraan mereka, agama Islam tersiar di antara
raja-raja Hindu di Jawa dan daerah lainnya. Selain mereka, ada pula
penyebar agama Islam dari suku Hadramaut, tetapi tidak meninggalkan
pengaruh sebesar yang dilakukan para sayyid. Hal ini disebabkan karena
kaum Sayyid dan Syarif, adalah keturunan dari tokoh pembawa Islam (Nabi
Muhammad)."
Y.A.B. Wiselin dalam bukunya De Fransen in Indochina
(1878) menerangkan bahwa di Koromandel, pernah berdiri sebuah kerajaan
pertama kaum Alawiyyin dari Hadramaut. Kerajaan ini akhirnya hancur
karena kalah dalam suatu peperangan, penduduknya berpencar ke Cochin
China, Champa, Kuching (Borneo), Brunei dan kepulauan Filipina.
Sir Thomas Raffles, mantan Gubernur Inggris di pulau Jawa (1811) menerangkan dalam bukunya, History of Java,
bahwa Maulana Malik Ibrahim yang dimakamkan di Liran dekat kota Gresik,
seorang penyiar agama Islam terkenal, adalah keturunan Arab, dari
Zainal Abidin bin Husain bin Ali.
Selain keterangan dari para
penulis Barat itu, masih banyak lagi karya peneliti Muslim seperti
Hamka, K.H. Saifuddin Zuhri, Prof. A. Hasymi dan tokoh-tokoh lain yang
menegaskan bahwa para tokoh penyiar Islam pertama di Indonesia, termasuk
sebagian besar Walisanga, merupakan keturunan Arab. Bahkan termasuk
keturunan langsung dari Nabi Muhammad SAW, dari garis keturunan cucu
beliau, Al-Husain bin Ali.
Para penyebar agama Islam itu memang
berasal dari Arab, namun mereka tidak langsung datang dari Timur Tengah
menuju ke Indonesia. Dalam perjalanan, mereka sempat singgah dan menetap
di beberapa tempat seperti India, Champa, Kampuchea, China bagian
selatan, dan daerah-daerah lainnya. Di negeri-negeri itu adakalanya
mereka menetap selama beberapa generasi dan membaur dengan penduduki
asli. Maka ketika anak cucu mereka datang ke negeri-negeri lainnya,
mungkin saja mereka tidak dikenal lagi sebagai orang-orang Arab, tetapi
lebih dikenal sebagai warganegara asli dari negeri-negeri mereka yang
baru.
Inilah sebabnya, sebagian ahli sejarah ada yang menyebutkan
bahwa para penyiar Islam pertama, termasuk Walisanga yang dikenal
dengan nama-nama Jawa seperti Sunan Ampel, Sunan Demak, dan lainnya
berasal dari India atau Persia, bahkan ada yang menyebutnya berasal dari
negeri China.
Views: 8079
Darimanakah asal wali songo, penyebar islam ditanah jawa?
Posted by Marz on
- -
Posted in